Tolak Evakuasi Israel, Warga Palestina: Lebih Baik Mati Daripada Pergi
Mureed Ahmad, 26, memiliki pandangan yang sama.
“Kami menolak untuk meninggalkan rumah kami sejak hari pertama perang. Kami tidak akan menerima untuk pergi sekarang,” katanya kepada Anadolu.
Pemuda Palestina ini percaya bahwa tentara Israel menggunakan “tekanan militer” untuk memaksa penduduk Jabalia mengungsi ke selatan.
“Kebijakan ini terbukti gagal, Penduduk Palestina menolak untuk meninggalkan rumah mereka meskipun tentara Israel terus mengepung,” ujarnya.
Otoritas Palestina memperkirakan ada sekitar 700.000 orang yang masih tinggal di Gaza utara.
Tentara Israel telah berulang kali mengeluarkan perintah bagi warga Palestina untuk mengungsi dari wilayah mereka sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Jalur Gaza utara telah berada di bawah pengepungan ketat Israel yang membuat seluruh penduduk wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.
As’ad Al-Nadi, seorang warga Jabalia, mengatakan bahwa ia mencoba melarikan diri dari wilayah tersebut bersama keluarganya menuju “zona aman” di Gaza City bagian barat.
“Namun, kami diserang secara langsung, menyebabkan anak laki-laki saya yang berusia 16 tahun terluka,” kenangnya.
Dia harus memapah putranya di bahunya untuk dibawa oleh ambulans ke Rumah Sakit Al-Ahli Baptist untuk mendapatkan perawatan medis.
Meskipun dia masih khawatir akan keluarganya, Al-Nadi mengatakan bahwa dia tidak akan meninggalkan rumahnya di Jabalia dan pindah ke selatan.
“Saya mungkin akan pindah di dalam Gaza utara, tapi saya tidak akan pernah pindah ke selatan. Semua orang yang melarikan diri ke Gaza selatan sejak perang pecah belum dapat kembali ke Gaza utara sampai hari ini,” kata dia.[]
Sumber: Anadolu