Tolak Hubungan dengan Israel, MER-C: Jangan Khianati Konstitusi dan Sejarah
Jakarta (SI Online) – Menghembus isu Indonesia akan berdamai dengan Israel, Presiden Jokowi kepada Presiden Mahmoud Abbas dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia mendukung solusi dua negara dan tidak akan mengikuti beberapa negara Arab yang berdamai (normalisasi) dengan Israel.
Langkah tegas Indonesia yang tidak mengakui Israel semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai penyokong utama kemerdekaan Palestina. Dalam hal ini, Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) yang aktif dalam mendukung perjuangan Palestina mengapresiasi akan konsistensi Indonesia untuk tidak mengakui Israel.
“Tapi dibalik itu, disayangkan ada sebagian dari kelompok warganegara yang mengabaikan dan menutup mata realita penjajahan Israel atas tanah Palestina. Dengan intens mereka membina hubungan dengan Israel baik di bidang perdagangan, pendidikan dan lain-lain,” kata Ketua Presidium MER-C Dr. Sarbini Abdul Murad dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Islam Online, Rabu (30/12/2020).
Menurut Sarbini, apapun argumentasi yang diutarakan terutama sektor ekonomi, menggambarkan tidak ada empati sama sekali, apalagi bangsa Indonesia juga pernah mengalami penindasan oleh penjajah.
“Seharusnya kita mesti memahami bahwa menjalin hubungan intens dengan pihak Israel berarti mengkhianati sejarah dan konstitusi. Sebaiknya pemerintah melarang kunjungan warga negara ke Israel, kecuali untuk kunjungan ziarah mungkin masih bisa diterima,” jelasnya.
Sarbini menilai, tidak heran kenapa Benjamin Netanyahu yakin Indonesia akan mengikuti langkah beberapa negara Arab yang mengakui Israel, karena ada warga negara yang intens berhubungan baik dengan Israel dan menutup mata akan kebrutalan Israel atas Palestina. “Bila tidak dihentikan hubungan gelap ini, tinggal menunggu waktu kita akan takluk dengan tekanan Israel,” ungkapnya.
red: adhila