Toleransi: ‘Lakum Diinukum Waliyaddiin’
Islam Menjunjung Tinggi Toleransi
Jangan mengajari Islam tentang toleransi umat beragama. Dalam syariat Islam lengkap dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Disitu diterangkan bahwa Islam benar-benar menjunjung tinggi toleransi.
Islam tidak melarang kita umat Muslim untuk saling kerjasama saling tolong-menolong dengan umat agama-agama lain dalam masalah-masalah keduniaan (QS. Al-Hujurat: 13).
Walau ada orang tua yang beda agama serta memaksa anaknya untuk berbuat kesyirikan. Hal ini anak wajib menolak, tapi tetap ‘birrul walidain’. (QS. Luqman: 15).
Bahkan dalam ayat yang lain ditegaskan bahwa Allah tidak melarang kepada umat Islam untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang non Islam yang tidak memerangi dan mengusir kita umat Islam dari kampung halaman. (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Bahkan begitu tolerannya Islam dalam salah satu hadits Rasulullah Saw menyatakan:
مَنْ آذَى ذِمِّيًا فَقَدْ آذَانِيْ، وَمَنْ آذَانِيْ فَقَدْ آذَى اللهِ
“Barangsiapa menyakiti seorang zimmi (non Muslim yang tidak memerangi umat Muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.” (HR. Imam Thabrani)
Hanya saja harus diperhatikan dalam bertoleransi. Dalam surat Al-Kafirun dijelaskan ‘lakum dinukum waliyaddiin’- untukmu agamamu dah untukkulah agamaku’.
Jadi toleransi itu membiarkan dan tidak mengganggu jika umat agama non Islam melaksanakan ritual agama mereka.
Jadi bukan toleransi yang benar jika umat Islam ‘menjeburkan diri’ dalam ranah ibadah agama lain.
Semoga kita umat Islam dapat melaksanakan toleransi umat beragama dengan baik dan konsisten menegakkan ‘lakum diinukum waliyaddiin’. Aamiin, Wallahu a’lam bishshsawab.
Kuala Tungkal, 5 Juni 2024
Abd. Mukti, Pemerhati Kehidupan Beragama.