Tom Lembong dan Tim Limbung
Karena komunitas mayoritas masyarakat menengah itu, adalah masyarakat madani yang sudah berkesadaran mandiri secara ekonomi, sosial dan budaya. Dari mereka pulalah struktur pendapatan dari sektor pajak di APBN sudah menembus angka lebih dari 65%.
Lantas, komunitas masyarakat berkesadaran hukum amiqus quriae; komunitas concentia berkesadaran etika dan moral; komunitas religiusitas para pemangku antaragama; komunitas intelektualitas civitas akademika; kalangan mahasiswa gerakan pendemo dan pengkritik jalanan; serta para NGO dan aktivis pegiat lingkungan, HAM, buruh, dan demokrasi.
Mereka semua, adalah aliansi di luar pemerintah dan parlemen yang terus akan melawan. Sedangkan, Pragib sudah mengkompilasi strategi unifikasi politik “rekonsialisasi persatuan” yang digagas oleh Prabowo.
Yang boleh jadi masih harus diuji loyalitas dan integritas keberpihakannya dengan berjalan waktu demi hanya untuk oligarki atau rakyatnya.
Indikasi yang bersifat intimidasi, persekusi dan kriminal dapat dilihat sebagai pembiaran atau ketakacuhan dan ketakpedulian Prabowo bilamana penangkapan seperti Tom Lembong itu akan terus berkelanjutan. Terutama, dikenakan kepada personal dan kelompok berseberangan dengan pemerintah. Siapa lagi setelah Tom?
Ritme dan tensinya diakselerasi hingga serbuan tekanan paling tinggi berupa keinginan mereka para aliansi komunitas oposan itu mencapai Jokowi diadili dan Gibran di-impeachment.
Peryanyaan terakhir kalinya, tinggal berada dan bergantung di pundak Prabowo apakah secara konsisten akan tetap memberi ruang dan jalan bagi kelompok dan komunitas ini memenjarakan Jokowi dan Gibran dimakzulkan itu?
Yang sudah tentu akan tetap dengan cara elegant penegakkan supremasi hukum?
Atau justru sebaliknya Prabowo malah akan bertindak intimidatif dan represif terhadap mereka yang sekaligus mencirikan bahwa Prabowo ketahuan belangnya dan membuka kedok topeng di wajahnya sesungguhnya boneka oligarki? Wallahu a’lam Bisshawab. []
Babakan Mustikasari-Bekasi, 3 November 2024.
Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan