Trump Ajukan Proposal Baru Gencatan Senjata Gaza, Klaim Israel Setuju
Presiden AS mengklaim Israel menerima syarat-syaratnya untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengeluarkan ‘peringatan terakhir’ bagi Hamas.

Jakarta (SI Online) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim dirinya mengajukan proposal baru untuk mengakhiri perang di Gaza, dengan mengatakan bahwa Israel telah menerima syarat-syaratnya sementara serangan brutal terhadap wilayah Palestina itu terus berlanjut.
Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Ahad (07/09), Trump memperingatkan Hamas untuk menerima persyaratannya, seraya mengatakan bahwa ia telah memberi tahu kelompok itu tentang “konsekuensi” jika menolak tawaran tersebut.
Sepanjang perang yang telah berlangsung 20 bulan, pejabat AS berulang kali mengklaim bahwa Israel menerima upaya gencatan senjata – sementara para pemimpin Israel secara terbuka bersumpah untuk memperkuat ofensifnya, yang oleh kelompok HAM dan para akademisi terkemuka digambarkan sebagai genosida.
“Semua orang ingin para Sandera PULANG. Semua orang ingin perang ini berakhir!” tulis Trump di media sosial.
“Orang Israel telah menerima Persyaratan saya. Saatnya Hamas menerima juga. Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerima. Ini adalah peringatan terakhir saya, tidak akan ada yang lain! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini.”
Masih belum jelas apa saja isi dari persyaratan Trump tersebut.
Namun sebelumnya Trump telah mengeluarkan peringatan verbal serupa kepada Hamas dan memprediksi bahwa perang akan segera berakhir. Pada 25 Agustus, presiden AS itu mengatakan ia memperkirakan perang akan berakhir “secara tuntas” dalam waktu tiga minggu.
Hamas telah menyerukan kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran tahanan untuk membebaskan warga Israel yang ditawan di Gaza serta penghentian permanen ofensif Israel.
Kelompok Palestina itu juga mengatakan bulan lalu bahwa mereka menerima proposal yang diajukan mediator untuk gencatan senjata selama 60 hari.
Pernyataan Trump muncul saat Israel meningkatkan kampanyenya merebut Kota Gaza, meski mendapat desakan dari kelompok HAM dan pejabat Barat untuk menghentikan serangan.
Presiden AS itu selama ini menjadi pendukung kuat Israel. Pekan lalu, pemerintahannya menjatuhkan sanksi terhadap kelompok hak asasi Palestina karena bekerja sama dengan penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait pelanggaran Israel.
Trump sebelumnya juga menyerukan agar seluruh warga Palestina dipindahkan dari Gaza dan menjadikan wilayah itu sebagai “Riviera Timur Tengah” milik AS – sebuah rencana yang dikecam para pegiat HAM sebagai upaya pembersihan etnis.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik proposal pemindahan massal Trump, dengan menyajikannya sebagai upaya agar warga Palestina dapat “secara sukarela” meninggalkan wilayah itu.
Namun para pakar hukum menegaskan bahwa orang-orang tidak memiliki pilihan nyata ketika berada di bawah ancaman bombardir Israel yang terus-menerus.[]
Sumber: Al Jazeera