Tugas Manusia untuk Ibadah kepada Allah
Jadi, kata Ustaz Ali, kalau seseorang sudah memahami tugasnya, ia akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dan saking pentingnya waktu, di dalam surat Al Ashr, Allah bersumpah demi waktu, bahwa manusia akan rugi kecuali yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.
“Para sahabat Nabi menanggap harta itu nomor sekian, mereka memanfaatkan waktu yang sangat berharga untuk taat kepada Allah, sayang jika dilewatkan tidak untuk ibadah,” ungkap Ustaz Ali.
Seperti juga kisah Harun ar Rasyid yang tidak mengagungkan kekayaan dan jabatan. Diumpamakan saat berada di gurun pasir yang tidak ada air, lalu tiba-tiba ada yang menjual air namun harus ditukar dengan setengah kekuasaannya, maka Harun ar Rasyid memilih untuk membeli airnya.
Ustaz Ali menambahkan, bahwa kampung halaman manusia sejatinya adalah surga, karena manusia pertama yaitu Nabi Adam itu awalnya adalah penduduk surga (QS Al Baqarah 35). Jadi kita harus kumpulkan bekal dengan sebaik-baiknya untuk bisa kembali ke kampung halaman kita yaitu di surga. Dan ajak keluarga untuk taat kepada Allah agar bisa bersama-sama masuk surga (QS At Thur 21). “Kajian inspirasi rumah cahaya mengajarkan bagaimana ikatan keluarga itu diikat dengan iman, karena kalau tidak dengan iman maka setiap anggota keluarga bisa saling bermusuhan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bagaimana upaya memanjangkan umur (menambah amal) dengan mengikuti hadis Nabi, “Jika manusia meninggal maka terputus amalannya, kecuali shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh.”
Shodaqoh jariyah bisa dengan melakukan wakaf, salah satunya wakaf dalam bidang pendidikan, itu akan mengembangkan ilmu yang bermanfaat. “Ditambah anak kita yang sholeh, maka pahala akan terus mengalir meski kita sudah tiada,” jelas Ustaz Ali.
Dan model pendidikan terbaik adalah metodenya Rasulullah, karena telah melahirkan generasi terbaik. Dan generasi tersebut diisi oleh anak-anak muda. “Usamah bin Zaid, itu jadi panglima di usia 18 tahun, Muhammad Al Fatih itu memimpin pasukan menaklukan Konstantinopel di usia 22 tahun, saat usia 14 tahun ia sudah jadi Wali Kota. Kemudian ada Imam Syafi’i yang sudah hafal Alquran di usia 9 tahun, Imam Malik juga demikian sudah hafal Alquran sejak usia belia. Itulah dahsyatnya kurikulum Alquran,” tandas Ustaz Ali.
red: abi aisyah