Tumpengan di Kantor PWNU Jateng, Pak Dirman: Kalau Jadi Gubernur Cukup Satu Periode Saja
Semarang (SI Online) – Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said melakukan tumpengan peringatan hari lahirnya ke-55 di Kantor Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng, Senin (16/4) siang.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua PWNU Jateng KH Abu Hapsin, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, cawagub Ida Fuziyah, serta sejumlah pengurus PWNU dan pimpinan lembaga otonom di bawahnya.
Sebelum pemotongan tumpeng KH Ubaidillah memimpin doa kesehatan, keselamatan, dan keberkahan usia untuk Pak Dirman.
Pak Dirman memotong sendiri tumpeng ulang tahunnya dan langsung memberikan kepada KH Ubaidillah Shodaqoh. Potongan kedua diberikan kepada KH Abu Hapsin.
“Ini untuk pertama kalinya ada yang ulang tahun dirayakan di kantor PWNU,” komentar Abu Hapsin.
Usai santap siang nasi tumpeng. Pak Dirman didaulat menjelaskan program kerjanya jika kelak terpilih memimpin rakyat Jateng. Program kerja Pak Dirman akan fokus dalam tiga hal besar, yakni memangkas kemiskinan dari 12,23 persen menjadi enam persen, menciptakan lima juta lapangan kerja, serta percepatan pembangunan Jateng melalui pemerintahan yang bersih.
Dalam kesempatan itu Pak Dirman juga menegaskan, jika terpilih kelak dirinya hanya akan menjabat selama satu periode. Karena mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak mau terjebak dengan tiga hal. Pertama jebakan popularitas. Yakni terus mengejar popularitas, sibuk mematut-matut diri di media sosial, sehingga lupa tugas utamanya.
“Persoalan tidak bisa diselesaikan hanya dengan foto-foto, selfie, kemudian mengunggahnya di media sosial. Menyelesaikan persoalan butuh ketekunan, kerja keras, dan kebersihan pemimpin,” terang dia.
Jebakan kedua adalah korupsi. Kepala daerah yang akan maju untuk periode kedua biasanya akan berusaha mengumpulkan dana kampanye sebanyak-banyaknya guna memenangkan kontestasi. Dengan begitu akan mudah terjerumus dengan godaan memanfaatkan posisnya untuk mendapat dana kampanye.
Dan jebakan ketiga adalah penyalahgunaan kekuasaan. Dengan power yang dimiliki kepala daerah memiliki akses kepada informasi yang tidak diketahui umum melalui intelijen, punya akses ke penegak hukum, dan aparat keamanan.
“Itu semua bisa dijadikan sarana untuk menjatuhkan lawan politik. Jadi kalau saya insyaallah jadi gubernur, saya cukup satu periode saja,” katanya lagi.
Menanggapi apa yang disampaikan Pak Dirman, KH Abu Hapsin menyatakan mendukung program-program yang baik. Menurutnya, Jawa Tengah memang perlu perubahan.
Hal senada disampaikan KH Ubaidillah. Menurut dia, sebagian rakyat Jateng adalah warga Nahdliyin.
“Jadi kalau banyak rakyat Jateng yang miskin sebagian besarnya adalah warga NU. Kalau makmur, warga NU juga yang makmur. Jadi kami mendukung setiap program untuk mengentaskan rakyat miskin,” imbuh KH Ubaidillah.
Red: shodiq ramadhan