Umrah Perdana Saat Pandemi, Begini Cerita Serunya
Jamaah pun diatur sedemikian rupa agar tetap menjaga jarak satu sama lain. Di Masjidil Haram, ada pemisahan antara antara yang akan umrah dan yang akan melaksanakan shalat.
“Pintu yang dibuka hanya pintu nomor 79, jadi gak bisa sembarang orang bisa masuk. Ketika masuk diarahkan yang umrah dan shalat tidak bercampur,” kata dia.
Kemudian, jaga jarak itu tetap dilakukan saat melaksanakan thawaf. Masker sudah menjadi barang yang juga wajib dikenakan.
“Thawaf juga dilakukan per-empat baris mengikuti jalur yang ada. Kalau ada yang keluar garis ditegur, kalau agak rapat dirapihkan oleh askar. Jadi gak bisa pindah-pindah jalur,” cerita Widoyo.
Karena ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan, Widoyo berpesan agar jamaah yang akan menunaikan umrah di masa pandemi menyiapkan mental.
“Umrah di masa pandemi tidak sama dengan sebelumnya, masuk Masjidil Haram dijadwal, penjagaan berlapis-lapis. Jamaah harus sabar dan menyiapkan mental,” kata dia.
Selain itu, dokumen juga wajib diteliti kembali, terutama yang terkait dengan tes PCR. Jangan sampai gagal berangkat hanya karena surat hasil tes PCR tidak mencantumkan tanggal dan jam, atau sudah lewat dari 72 jam sejak tes.
Selama di Tanah Suci, Widoyo juga berpesan agar jamaah tetap menerapkan protokol kesehatan di manapun berada.
“Ini bagian dari ikhtiar kita, supaya pergi dengan sehat dan kembali ke tanah air dengan sehat pula,”ujarnya.
Dia dan seluruh jamaah umrah asal Indonesia juga berdoa, semoga pandemi segera berakhir dan seluruh umat Islam dapat kembali merasakan nikmatnya ziarah ke Tanah Suci.
“Mohon doakan kami juga, insyaallah tanggal 11 November 2020 kembali ke tanah air,” pungkas Widoyo.
Red: faza haniyya