#Bebaskan PalestinaINTERNASIONAL

Usai Donald Trump Pulang, Inggris Akan Akui Negara Palestina

London (SI Online) – Inggris akan mengakui negara Palestina secara resmi akhir pekan ini setelah kunjungan kenegaraan Presiden AS Donald Trump berakhir, menurut laporan The i Paper pada Rabu (17/09) yang mengutip sumber-sumber pemerintah.

Pada Juli lalu, Perdana Menteri Keir Starmer menyatakan, Inggris akan mengakui Palestina sebagai negara di Majelis Umum PBB di New York pada September, kecuali Israel mengambil “langkah-langkah substantif” untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan menyepakati gencatan senjata.

Pengumuman itu ditunda hingga Trump meninggalkan Inggris karena dianggap berpotensi memperburuk ketegangan dengan Amerika Serikat karena Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan dukungan kuat terhadap serangan darat Israel di Gaza, menurut laporan itu.

Juru bicara (jubir) Starmer menegaskan bahwa pengakuan Inggris itu adalah untuk menjaga keberlangsungan Solusi Dua Negara — sebuah kerangka kerja yang didukung komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

“Memiliki negara yang berdaulat adalah hak yang tidak bisa dicabut dari rakyat Palestina, dan sangat penting untuk memastikan bahwa solusi dua negara tetap bisa diwujudkan,” kata sang jubir.

Tahun lalu, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengikuti langkah 147 negara lain yang telah resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Prancis juga berencana melakukan hal yang sama pada sidang Majelis Umum PBB, yang menjadikannya anggota G7 pertama yang mengambil langkah tersebut.

Trump akhiri kunjungan ke Inggris

Sebelum mengakhiri kunjungannya ke Inggris, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (18/9) mengatakan bahwa dirinya berbeda pendapat dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer terkait rencana Inggris untuk mengakui Negara Palestina.

“Saya memiliki perbedaan pendapat dengan sang PM terkait hal itu,” ungkap Trump dalam konferensi pers bersama sebelum mengakhiri kunjungan kenegaraan keduanya ke Inggris, ketika ditanya mengenai rencana pengakuan Inggris.

“Sebenarnya, itu salah satu dari beberapa perbedaan pendapat kami.”

Sebelumnya pada Kamis yang sama, kedua pihak menandatangani kesepakatan teknologi senilai miliaran dolar AS untuk meningkatkan kerja sama di sektor-sektor yang sedang berkembang pesat seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputasi kuantum, dan energi nuklir

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Microsoft akan melakukan investasi sebesar 30 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.498) dalam infrastruktur AI di Inggris, sementara Google akan membuka pusat data di Waltham Cross, Hertfordshire.

Trump mengakhiri kunjungannya ke Inggris dan bertolak setelah konferensi pers tersebut. Agendanya ke Inggris meliputi kunjungan ke Kastil Windsor pada Rabu (17/9), yang dalam kesempatan itu Trump disambut oleh Raja Charles, serta para pengunjuk rasa di luar kediaman kerajaan.

“Tidak ada yang namanya hubungan istimewa (AS-Inggris). Amerika hanya peduli pada kepentingan nasional mereka. Bagi mereka, semua negara sama, hanya soal kesepakatan bisnis,” ujar seniman satir Kaya Mar di luar Kastil Windsor.[]

Artikel Terkait

Back to top button