Usamah Hisyam Diminta Tak Maju Calon Ketum PPP, Alasannya Mengagetkan
Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam mengaku mendapatkan nasihat dari salah seorang tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) agar tidak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PPP.
Nasihat panjang lebar itu, kata Usamah, disampaikan oleh tokoh senior PPP yang tidak disebutkan namanya itu saat ia bersilaturahim idu fitri beberapa waktu lalu.
“Mas Usamah, saya dengar Mas Usamah akan maju sebagai calon ketua umum PPP? Kalau benar, sudahlah, tidak usah. Karena saudara Suharso sudah ke mari. Dia bercerita bagaimana hubungannya yang sangat dekat dengan Presiden. Jadi, kalau Mas Usamah tidak punya irisan dengan Istana, lupakan saja itu. Sumo (Suharso Monoarfa, red) yang menang. Istana pasti dukung dia,” kata Usamah menirukan ulang ucapan tokoh senior PPP itu melalui keterangan tertulisnya kepada redaksi, Sabtu 6 Juni 2020.
Alasan agar Usamah tak maju menjadi kandidat Ketum PPP itu ternyata juga cukup mengagetkan. Usamah dinilai sebagai sosok fundamentalis dan intoleran, karena pernah mendemo Ahok.
“Mas Usamah boleh saja punya pengalaman memimpin ormas Islam, Parmusi. Tapi, mohon maaf ya, sikap saudara bersama Parmusi ketika melawan dan mendemo pengadilan Ahok setiap pekan sebagai Gubernur Jakarta, sudah dicatat saudara itu fundamentalis, intoleran. Jadi, buang-buang waktu, tenaga dan uang kalau Mas Usamah tetap ngotot akan maju. Lagi pula, saudara harus tahu peta di PPP. Yang mendorong-dorong Mas Usamah maju itu bukan pemilik suara di PPP, tetapi lebih banyak orang yang tidak suka dengan Sumo, termasuk sebagian kecil pengurus. Jadi untuk apa Mas Usamah maju?” sambung Usamah menirukan ucapan tokoh senior PPP itu.
Bukan hanya itu, keterlibatan Usamah dalam gerakan 212 dan Habib Rizieq Syihab juga dinilai menjadi persoalan tersendiri.
“Apalagi, Mas Usamah itu dikenal sebagai salah satu tokoh penasihat 212, bahkan pernah bendahara Reuni Agung 212 dan Ketua Steering Committee Aksi 313. Mas Usamah dikenal cukup dekat dengan Habib Rizieq Syihab, itu masalahnya,” tandasnya.
Mendengar nasihat tokoh senior itu, Usamah menyarankan agar Suharso juga dinasihati.
Menurut Usamah, semakin banyak kader yang hendak berlaga maju sebagai Ketua Umum PPP, itu semakin baik. Pasalnya hal tersebut cerminan sikap para kader yang terobsesi untuk membangkitkan kembali ruh jihad fisabilillah, agar PPP terselamatkan dalam Pemilu 2024 dan bisa bangkit kembali sebagai tiga besar pemenang Pemilu.
“Mohon maaf Pak Kiai, pandangan saya, bila PPP sebagai Partai Islam selalu berada di bawah bayang-bayang Istana terus, tidak berani bersikap mandiri sebagai mitra yang kritis, insyaallah umat akan semakin meninggalkan PPP,” ujar Usamah.
Karena itu Usamah meminta, para senior PPP agar berpikir jernih dan membiarkan seluruh kader bangkit kembali untuk membesarkan PPP.
“Soal ketua umum terpilih, serahkan pada muktamirin. Saya yakin, akan ada intervensi dari Allah SWT siapa figur yang akan mendapat ridha untuk memimpin dan membesarkan kembali PPP sebagai partai Islam,” tandas Usamah.
Sebagai informasi, hingga saat ini Suharso Monoarfa (Sumo) masih merupakan kandidat terkuat calon Ketum PPP. Pasalnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas yang kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketum PPP tersebut telah mendapat restu bahkan dukungan moril dari Istana.
red: shodiq ramadhan