Usamah Hisyam, Inisiator Pertemuan Presiden Jokowi dengan Tim 11 Ulama 212
Mendengar usul tersebut, Habib Rizieq pun setuju. “Habib mengizinkan. Habib justru mengatakan, silakan Pak Usamah. Kalau antum ketemu Pak Presiden, sampaikan agar kasus para ulama dituntaskan. Kalau ana tidak masalah, Pak Usamah. Begitu kata Habib,” cerita dia.
Upaya bertemu Presiden ini rupanya tidak berjalan mulus. Usamah mengaku, sepulang umroh pada Februari, saluran komunikasi dirinya ke Istana diblokir. Ini terjadi karena Usamah dianggap telah merepotkan Istana dengan adanya isu kepulangan Habib Rizieq. Bukan hanya itu, Usamah juga pernah mengusulkan supaya Jokowi bertemu dengan Habib Rizieq bertemu empat mata di Makkah. Tetapi rupanya Jokowi keberatan dengan dalih status Habib Rizieq belum clear.
Usamah menerima kabar akan diterima Jokowi sepulang dari Turki. Pada Kamis 19 April, Usamah pun bertemu Jokowi di Istana Merdeka Jakarta. Kepada Jokowi, Usamah mengatakan jika kasus kriminalisasi ulama dan aktivis 212 sejak Ramadhan tahun lalu hingga sekarang belum ada penyelesaian. Karena itu ia menyarankan agar Jokowi melakukan klarifikasi (tabayun) dengan bertemu para ulama agar clear. Apalagi sudah menjelang Pemilu 2019, supaya situasi kondusif.
Kepada Usamah, Jokowi bertanya, maksud apa yang hendak dicapai jika pertemuan itu digelar. Usamah menjawab, hentikan kriminalisasi ulama dengan ditandai kepulangan Habib Rizieq. Jokowi pun setuju dengan usulan adanya pertemuan tersebut, tetapi dia akan membahasnya terlebih dahulu dengan Tim Istana.
Mendengar jawaban Jokowi yang hendak membahas persoalan tersebut dengan timnya, Usamah pun menyela, supaya hal itu tidak dilakukan.
“Bapak kalau bisa jangan dibahas dengan tim, apalagi dengan aparatur. Bapak ambil political will,” saran dia pada Jokowi. Jokowi mengelak, ia mengatakan akan membahas dengan tim kecilnya dan pada malam harinya akan mengabari hasilnya.
Benar saja, pada Kamis malam seorang menteri menghubungi Usamah melalui pesan WhatsApp yang kemudian direspon Usamah pada Jumat pagi (20/04). Dalam komunikasi tersebut Usamah menyampaikan usulan rencana petemuan pada Ahad (22/04) dengan diawali shalat subuh berjamaah. Tetapi dengan alasan jadwal Presiden pada Ahad itu padat, pihak Istana mengusulkan agar pertemuan dilakukan siang hari, dimulai shalat Zuhur berjamaah lalu opsi makan siang dan tidak dan kemudian pertemuan.
“Ana pertama kali kabarkan ke Habib Rizieq lewat WhatsApp. Bib, Presiden berkenan menerima Tim 11. Habib menjawab, lanjut Pak Usamah kondisikan semua Tim 11 hadir. Sampaikan agenda yang sudah dibahas,” aku Usamah.
Setelah berkoordinasi dengan Tim 11, maka pertemuan dengan Jokowi di Istana Bogor pada Ahad, 22 April siang itu diikuti enam orang. Selain Usamah, ikut hadir KH. Muhammad Al Khaththath, KH. Roudl Bahar, KH. Shobri Lubis, Ustaz H. Yusuf Muhammad Martak, dan Ustaz Slamet Maarif. Sementara lima anggota lainnya berhalangan.
“Tidak ada yang diundang dan mengundang. Saya sebagai inisiator. Ulama tidak minta diundang, Istana tidak mengundang tapi dipertemukan dalam forum shalat Zuhur. Kenapa ini jadi masalah, kenapa konten pertemuan tidak disoal?”, tanya Usamah.
Usamah pun membantah berbagai tuduhan negatif yang dialamatkan kepada dirinya. “Usamah dagang, dagang apa?. Jokowi nggak punya duit. Orang-orang disekitarnya apa lagi. Ana bukan tipe calo, apa yang dicaloin?” kata dia.