SILATURAHIM

Usamah Hisyam, Inisiator Pertemuan Presiden Jokowi dengan Tim 11 Ulama 212

Siapa Usamah Hisyam?

H Usamah Hisyam [foto: muslimobsession.com]

Pasca pertemuan enam orang anggota Tim 11 Ulama Alumni 212, nama Usamah Hisyam jadi sorotan. Pro dan kontra, positif dan negatif. Risiko, mau tidak mau, sebab dia adalah sosok utama di belakang pertemuan tersebut. Perannya sentral.

Lalu, siapa sesungguhnya Usamah Hisyam?. Belakangan ini orang mengenal Usamah sebagai Ketua Umum Parmusi, salah satu organisasi kemasyarakat (Ormas) Islam yang bergerak di bidang dakwah, ekonomi, sosial dan pendidikan. Parmusi adalah organisasi yang mewarisi nilai-nilai perjuangan Masyumi.

Lelaki kelahiran Surabaya, 14 Mei 1963 ini sejatinya adalah seorang wartawan. Saat ini dia pemegang sertifikasi wartawan utama. Pernah lama bekerja di Media Indonesia, media milik Surya Paloh, menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP dan akhirnya menjadi CEO Dharmapena Group, yang antara lain memiiki grup Obsession Media. Usamah mengaku jiwa “connecting Muslim” dalam dirinya lah yang membuat ia mengenal tokoh-tokoh dari berbagai kalangan secara luas.

“Saya aktif kembali ke dunia pergerakan Islam itu justru dari wartawan. Karena saya dekat juga dengan tokoh-tokoh Parmusi terutama yang di PPP yaitu Buya Ismail,” kata Usamah, kandidat magister di Fakultas Dakwah dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Putra pasangan Haji Hisyam Yahya dan Hj Nurul Huda ini mengaku lahir, tumbuh dan besar di lingkungan aktivis pergerakan Islam. Semua profesi dan aktifitas yang dilakukan Usamah saat dewasa, tak bisa dilepaskan dari lingkungan pergaulannya di kawasan Masjid Mujahidin, Jl. Perak Barat No.275 Perak Utara, Pabean Cantian, Surabaya.

Rumah keluarga besar Usamah berada di depan Masjid yang turut dibangun oleh kakeknya, Haji Muhammad Yahya. Ayah Usamah pun pernah memimpin yayasan masjid ini. Sekarang, kepemimpinan Yayasan Masjid Mujahidin Surabaya dipegang paman Usamah, KH Hasyim Yahya.

Selain Masjid Mujahidin, masjid yang pembangunannya dipelopori oleh kakek Usamah adalah Masjid Al Falah Surabaya.

“Trio kakek ana, Haji Mattalitti, Haji Abdul Karim, dan Haji Muhammad Yahya, itu yang membangun dua masjid itu,” kata dia.

Di era 70-an, pada awal-awal berdirinya Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), ayah Usamah yang merupakan seorang saudagar adalah Ketua PARMUSI Surabaya. Bahkan kemudian menjadi Bendahara PARMUSI Jawa Timur. “Abah ana bukan hanya aktivis, tapi yang membiayai PARMUSI Jawa Timur,” kata suami Daisyanti Astrilita Siregar ini.

Dengan latar belakang seperti itulah, Usamah mengatakan bila keluarganya adalah keluarga pejuang, bukan pecundang.

“Tidak ada sejarah keluarga ana pecundang. Kalau orang menyerang ana, itu jauh. Orang nggak paham siapa Usamah,” kata dia.

Di tempat tinggalnya sekarang, kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, sejak 2003 lalu Usamah menjadi Ketua Umum Kerukunan Keluarga Muslim BSD (KKMB). Yayasan ini mengelola Al Madinah Islamic Center, pusat pengembangan kegiatan sosial kemasyarakatan keagamaan dengan mendirikan Rumah Yatim Dhuafa, mengembangkan Klinik Dhuafa yang sudah ada sebelumnya, dan mendirikan Perguruan Al Madinah dari Tingkat TK, SD, SMP, SMA yang diprioritaskan untuk sekolah anak yatim dan kaum dhuafa.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button