Ustaz Majdi: 40 Tahun Semangat Dakwah di Pulau Buru

“Saya sangat terkesan dengan Pak Natsir karena ia menanyai satu persatu dai yang dikirim ke daerah. Ia bertanya apa yang saya perbuat di sana, rencana ke depan dan bantuan apa yang bisa diberikan,” paparnya.
Ia pernah mengaku kepada Pak Natsir bahwa ia butuh bantuan seekor kuda untuk melancarkan dakwahnya ke berbagai wilayah pelosok di sana. Pak Natsir menyanggupi dan ia dibelikan seekor kuda. Padahal harga kuda yang bagus saat itu cukup mahal. Ia memanfaatkan kendaraan kuda itu untuk berdakwah ke desa-desa beberapa tahun lamanya. Sayang kuda itu kemudian mati. Ia kemudian dibelikan sepeda motor oleh Dewan Dakwah Pusat sebagai pengganti kudanya.
Ustadz Majdi memang dikenal sebagai bapak yang penyayang di sana. Di Pulau Buru, ia dipercaya membantu ormas Muhammadiyah dan Hidayatullah. Kini ia menjabat sebagai Ketua MUI Kecamatan Waeapo, Pulau Buru. Sebenarnya ia mau ditarik menjadi pengurus MUI Kabupaten Pulau Buru. Tapi masyarakat di sana lebih memilihnya untuk menjadi Ketua MUI Kecamatan.
Di Pulau Buru tidak sedikit tantangan yang ia hadapi. Mulai dari masalah dana, pemahaman agama yang dangkal di masyarakat, dan lain-lain. Ia berterus terang pernah mensyahadatkan 30 orang mualaf.
Ia berpesan kepada dai-dai muda agar istiqamah dan sabar dalam berdakwah. Allah akan menolong hambaNya dimanapun berada. Kini Ustadz Majdi dikaruniai Allah lima orang anak dan delapan cucu. Istrinya adalah perempuan asli Pulau Buru. “Istri saya itu dulu anak dari seorang jamaah pengajian saya,” katanya dengan tersenyum. []
Nuim Hidayat