Visi Kelautan Al-Qur’an dan Gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

▪︎ Kemandirian pangan dan energi berbasis laut.
▪︎ Kedaulatan perdagangan maritim di jalur-jalur strategis (Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Sulawesi).
▪︎ Etika lingkungan laut sebagai amanah Allah, agar eksploitasi tidak berubah menjadi perusakan.
▪︎ Diplomasi maritim yang menjadikan Indonesia mediator penting antara Samudera Hindia dan Pasifik.
Islam dan Nasionalisme Maritim
Sebagian orang sering mempertentangkan antara Islam dan nasionalisme. Padahal, Al-Qur’an justru mendorong umat untuk mengelola tanah air dan lautnya sebagai amanah Allah.
Menjadi bangsa maritim yang kuat bukanlah sekadar proyek politik, tetapi ibadah kolektif: menghadirkan keadilan ekonomi, menjaga lingkungan, dan melayani kemanusiaan.
Jika bangsa ini ingin berperan di panggung global, maka jati diri maritim harus kembali menjadi ruh pembangunan nasional. Dan Islam, dengan pandangan Qur’ani tentang laut, menyediakan landasan moral dan spiritual untuk itu.
Penutup: Indonesia, Laut, dan Jalan Peradaban
Indonesia bisa menjadi Poros Maritim Dunia jika mampu menjadikan laut sebagai:
▪︎ Sumber ilmu dan riset (membangun SDM unggul di bidang kelautan).
▪︎ Sumber kekuatan ekonomi (blue economy, perikanan, energi laut).
▪︎ Sumber kekuatan geopolitik (menguasai jalur perdagangan strategis).
▪︎ Sumber spiritualitas peradaban (menjadikan laut sebagai tanda kebesaran Allah).
Dengan begitu, gagasan Poros Maritim bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi misi peradaban: mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, makmur, sekaligus rahmat bagi semesta alam. Semoga. Wallahu a’lam. []
Fahmi Salim, Ketua Umum Forum Dai & Muballigh Azhari Indonesia, Pendiri Al-Fahmu Institute.