NASIONAL

Waketum MUI: Fatwa Haramnya Salam Lintas Agama untuk Jaga Akidah Umat

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas menegaskan, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan pengucapan salam lintas agama semata untuk menjaga akidah umat Islam.

“Jika kita bicara tentang fatwa Majelis Ulama Indonesia yang terkait dengan masalah salam lintas agama, itu konteksnya sudah jelas untuk menjaga akidah dan agama dari umat Islam sendiri agar mereka tidak terseret kepada hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT,” ungkap buya Anwar dalam keterangannya, Kamis (13/06/2024).

Ketua PP Muhammadiyah ini menjelaskan konteks salam dalam ajaran Islam merupakan ibadah. Karena itu, sesama orang muslim dapat mengucapkan salam ‘Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh’.

Dia pun menjelaskan soal bagaimana jika seorang muslim ingin menyapa salam orang lain yang berbeda agama? Menyikapi ini, Anwar mengatakan ulama melakukan ijtihad lantaran belum ada tuntunan yang jelas.

Dalam berijtihad, kata dia, ulama memiliki pedoman supaya ketika menyampaikan salam jangan sampai merusak akidah dan keyakinan umat Islam.

“Itu hal yang harus kita jaga dalam menyampaikan salam tersebut bagaimana caranya supaya ketika kita menyampaikan salam tersebut kita tidak menyekutukan Allah SWT,” kata dia.

Karena itu, Buya Anwar menawarkan solusi alternatif salam yang paling aman secara syariat digunakan umat Islam kepada orang non-muslim adalah salam yang tidak mengandung ibadah dan ataupun tradisi dari pemeluk agama lain tersebut.

“Contohnya adalah salam-salam yang juga sudah biasa diucapkan oleh warga bangsa di negeri ini seperti ‘selamat pagi’, ‘selamat siang’ dan ‘selamat malam’ dan atau ‘salam sejahtera untuk kita semua’,” kata dia.

Anwar menilai alternatif salam ke agama lain tersebut perlu dipertegas supaya umat Islam tak sampai mengucapkan salam dari semua agama dengan alasan toleransi.

Baginya, hal ini penting untuk dipahami karena semangat yang terkandung dalam UUD 1945 mengamanatkan penduduk Indonesia dituntut menjadi orang baik yang tunduk serta patuh dengan ajaran agamanya masing-masing.

“Supaya terbangun hubungan yang baik di antara kita yang sama dan atau berbeda agama dan keyakinannya maka sapa lah mereka dengan salam yang tidak akan merusak akidah dan keyakinan kita masing-masing,” kata Buya Anwar.[]

Artikel Terkait

Back to top button