Waktu Terus Berputar, Maksimalkan dengan Ibadah
Kalau kita tidak gunakan waktu untuk beribadah kepada-Nya pastilah Allah Ta’ala akan memberikan kesibukan-kesibukan lain yang menyebabkan kita terhalang dari beribadah kepada-Nya.
Sekali berhalangan, dua kali berhalangan, akhirnya syaitan musuh nyata manusia makin dahsyat meniupkan berbagai was-was dan “alasan” untuk tidak melakukan ibadah kepadaNya
Malam itu panjang maka jangan dipendekan dengan tidur, dan siang itu terang maka jangan juga dikeruhkan dengan dosa dan maksiat.
Allah Ta’ala, berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya ‘Tafsir al-Quran al-Azhim’ VII/38 (cet. Dar Ibnul Jauzy th. 1431 H) menjelaskan tentang ayat diatas yaitu,
أَيْ إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرَهُمْ بِعِبَادَتِي لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ. وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ أَيْ إِلَّا لِيُقِرُّوا بِعِبَادَتِي طَوْعًا أَوْ كَرْهًا. وَهَذَا اخْتِيَارُ ابْنِ جَرِيرٍ
“Maksudnya, Aku ciptakan mereka itu dengan tujuan untuk menyuruh mereka beribadah hanya kepada-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka. Mengenai firman Allah Illa liya’buduun “Melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Artinya melainkan supaya mereka mau tunduk beribadah kepada-Ku, baik secara sukarela maupun terpaksa. Ini adalah yang menjadi pilihan Ibnu Jarir.”
Imam Ibnul jauzi Rahimahullah mengungkapkan dalam sebuah risalah, yang diberi nama Laftatul Kabid Nashihatul Walad, yang berisi nasihat kepada putra beliau, sebagai pesan agar putranya senantiasa menjaga waktu. Beliau mengatakan, “Ketahuilah wahai anakku bahwa hari hari itu dibentangkan menjadi kumpulan jam. Jam dibentangkan menjadi kumpulan desah-desah napas, dan setiap desah nafas ibarat lemari. Maka, waspadalah agar desah napas itu tidak berlalu, tanpa faedah dan manfaat. Karena, di hari kiamat kelak engkau akan mendapati lemari itu kosong sehingga engkau pun menyesal! Lihatlah setiap waktumu, untuk apakah engkau menggunakannya?Janganlah engkau membiarkannya berlalu, kecuali untuk urusan yang paling mulia.Janganlah engkau telantarkan jiwamu. Biasakanlah ia untuk melazimi amalan yang paling terpuji. Dan, bangkitlah untuk mempersiapkan tabunganmu di kubur nanti, agar engkau bahagia kelak ketika tiba di sana.”
Banyak orang mengetahui nilai dan urgensi waktu, dan mengetahui perkara-perkara bermanfaat yang seharusnya dilakukan untuk mengisi waktu, tetapi karena lemahnya kehendak dan tekad, mereka tidak melakukannya. Maka seorang muslim wajib mengobati perkara ini dan bersegera serta berlomba melaksanakan amalan-amalan sholih, serta memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala, kemudian bergabung dengan kawan-kawan yang sholih.
Jika kita benar-benar mengerti tujuan hidup, dan kita benar-benar memahami nilai waktu, maka seharusnya kita isi waktu kita dengan perkara yang akan menjadikan ridho Penguasa kita, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala . Semoga Allah selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus. Allahuma Aamiin.
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia