Wanita Karier dalam Perspektif Islam
Sebagai contoh, perempuan yang bekerja sebagai guru, dokter, dan ilmuwan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat melalui profesi yang dimilikinya. Islam mendorong setiap orang untuk menuntut ilmu dan menyebarkannya untuk kebaikan umat manusia.
Dalam hal ini, wanita yang memiliki profesi seperti yang disebutkan tadi dapat berkontribusi dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat baik dalam bidang kesehatan, kecerdasan atau pendidikan untuk kemajuan bangsa dan pembangunan.
Etika Kerja dalam Islam
Selain kewajiban menjaga aurat dan interaksi terhadap lawan jenis, wanita juga diharuskan untuk memiliki etika saat berkarir. Islam mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus didasari oleh niat yang ikhlas dan tulus, serta menjadikan pekerjaan sebagai ladang pahal untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Menjadi wanita karier dalam Islam diperbolehkan, dengan syarat harus memiliki niat yang tulus, menjaga ibadah, dan tetap mengutamakan peran sebagai ibu dan istri. Islam memberikan kesempatan kepada wanita untuk berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah. Wanita karir yang dapat menyeimbangkan semuanya akan menjadi contoh bagi generasi berikutnya dan meperoleh keberkahan serta ridho dari Allah SWT.
Islam memandang wanita karier sebagai manusia yang memiliki peran penting kehidupan bermasyarakat, asalkan menjaga adab, akhlak, etika, sopan santun, dan tidak melanggar nilai serta syariat Islam.
Dengan demikian, menjadi wanita karier dalam Islam adalah pilihan yang mulia, jika dilandaskan dengan penuh tanggungjawab dan kesadaran akan kewajiban dalam agama.
Hendaknya, kita semua bisa menjadi wanita karier yang mampu mambagi waktu antara pekerjaan, tanggungjawab, dan ibadah. Sehingga apa yang kita kerjakan tetap berlandaskan pada ajaran agama Islam.[]
Nur Azmi Fauzizah, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan