Wartawan Mujahid Itu Kembali kepada Rabbnya
Mas Aru menulis beberapa buku. Bukunya yang terakhir berjudul Melawan Kezaliman, Sabetan Pedang Seorang Jurnalis (2020). Di dalamnya membahas Agenda Sebenarnya Bukan Reformasi, Ketika NKRI Telanjang Bulat, Ternyata Negara Kalah dan Gagal, Gesekan Islam Kristen yang Terus Membara, Perang dan Darah Dilekatkan Umat Islam, Teladan Presiden Syafruddin Prawiranegara dan lain-lain. Buku itu ia cetak sendiri (mungkin ratusan) dan ia bagikan ke teman-temannya.
Tulisan-tulisannya baik di Media Dakwah dan Suara Islam selalu menarik perhatian. Karena ia menulis dengan memaparkan fakta dan argumentasi yang cukup kuat. Banyak pembaca yang merasa kehilangan, ketika mas Aru berhenti menulis (sekitar tahun 2019).
Di samping pintar menulis mas Aru pintar juga melobi. Dengan Fadli Zon, Prabowo Subianto, Muchdi PR, Sjafri Syamsuddin ia mengenal cukup akrab. Ketika ia wafat, Fadli Zon dan Prabowo mengirim karangan bunga ke rumahnya. Anies Baswedan mengirim ucapan duka cita langsung dari Madinah, via video.
Manusia ketika mempunyai kelebihan tentu mempunyai kekurangan. Kata-katanya yang tajam kadang kadang disalahfahami oleh orang yang belum mengenalnya. Bagi orang yang lama mengenalnya, maklum dengan gaya bicaranya.
Laki-laki kelahiran Madiun ini pernah sekali menginap di rumahku. Ia berharap saya dengan Shodiq Ramadhan, Saiful dan lain-lain melanjutkan perjuangan dakwah di Suara Islam.
Suara Islam, yang dirintis mas Aru ini memang pernah menjadi media yang ‘paling ditakuti’ kelompok non Islam atau Islam Moderat. Hal itu pernah dinyatakan kelompok mereka dalam seminarnya di Gedung Perpustakaan Nasional, jalan Salemba. Ingatan saya sekitar tahun 2015. Saat itu Suara Islam berbentuk tabloid dan web. Kini Suara Islam hanya berbentuk web (suaraislam.id), karena kekurangan dana.
Mas Aru pernah mengajak saya dan beberapa teman wartawan tahun 1997 ke Bali. Saat itu kita investigasi tentang adanya kandungan Babi dalam sosis yang bermerek Aroma. Alhamdulillah atas kerjasama dengan LPPOM MUI akhirnya sosis itu dilarang. Saat itu mantan karyawan-karyawan perusahaan itu yang mengaku adanya daging babi yang dicampur dalam sosis itu.
Wartawan senior ini berpesan, agar umat Islam tidak ragu untuk memilih Anies Baswedan di pemilu 2024. Agar umat Islam tidak dizalimi dan Indonesia menjadi negeri yang adil, makmur dan diridhai Allah SWT.
Kini kita kehilangan seorang wartawan Islam dan penulis yang hebat. Semoga di masa depan tumbuh kembali penulis-penulis pejuang yang hebat, yang membuat Islam di negeri ini bersinar kembali. Wallahu alimun hakim. []
Nuim Hidayat, Penulis kolomĀ Suaraislam.id