Zionis Israel Hapuskan Keluarga dan Satu Generasi Palestina di Gaza
Kekurangan gizi akibat kelaparan yang disengaja oleh Israel, serta serangan udara, menewaskan puluhan warga Palestina dan jurnalis juga menjadi sasaran secara sengaja.

Israel Bunuh Jurnalis Palestina
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 61.499 orang dan melukai 153.575 orang sejak 7 Oktober 2023. Korban termasuk sedikitnya 270 jurnalis dan pekerja media.
Gelombang duka dan kecaman muncul setelah pembunuhan lima staf Al Jazeera Arabic di Gaza, termasuk koresponden ternama Anas al-Sharif, dalam serangan drone pada Minggu malam yang menghantam tenda jurnalis di depan gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa, Gaza City.
Serangan ini terjadi beberapa hari setelah Pelapor Khusus PBB untuk kebebasan berekspresi, Irene Khan, memperingatkan tentang “tuduhan tak berdasar dari militer Israel” terhadap al-Sharif, setelah Israel berulang kali dan secara salah menuduh reporter berusia 28 tahun itu sebagai anggota Hamas.
Khan mengatakan bahwa Israel membunuh al-Sharif karena pekerjaannya sebagai jurnalis, dan tuduhan bahwa ia anggota Hamas sama sekali tidak berdasar.
“Kalau mereka punya bukti nyata, bukankah mereka akan segera mengungkapkannya di hadapan dunia internasional? Tentu saja. Tapi mengapa mereka tidak melakukannya? Karena mereka tidak punya bukti itu,” ujarnya.
“Mereka hanya berkata bahwa setiap jurnalis yang meliput Gaza pasti anggota Hamas, sama seperti siapa pun yang mengkritik Israel pasti ‘anti-Semit’.”
Meron Rapoport, jurnalis senior Israel dan editor situs berita Local Call, mengatakan tuduhan militer Israel itu “tidak masuk akal sama sekali”. Menurutnya, Israel kemungkinan menargetkan al-Sharif karena dua alasan utama: perannya yang penting dalam “memberitahu dunia bahwa Gaza sedang mengalami kelaparan”, yang “sangat merugikan Israel secara internasional”; dan karena rencana perebutan Gaza City, yang ingin mereka minimalkan liputannya.
“Semakin sedikit mata, kamera, dan suara yang mendokumentasikan apa yang bisa menjadi pembantaian… semakin baik bagi Israel,” kata Rapoport.
Koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum mengatakan para jurnalis bekerja tanpa henti untuk mengungkap fakta di lapangan dan memberi tahu dunia tentang apa yang terjadi di Gaza.
Mengenai rekannya al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, Abu Azzoum mengatakan pembunuhan mereka secara sengaja dipandang di Gaza “sebagai upaya membungkam dua suara paling berani.” []
Nuim Hidayat
Sumber: AL JAZEERA