Zona Nyaman Itu Adalah Iman dalam Ketaatan
Kalaulah manusia diberi pilihan pastilah kebanyakan mereka memilih untuk berada di zona nyaman, aman tentram menyejukan pandangan dan membahagiakan jiwa, maka cenderung mereka lebih memilih antara urusan perut dan dibawah perut.
Kadang tidak sedikit mereka bersusah payah walau mesti keluar biaya yang tidak murah untuk menikmati tempat tempat yang sekira bisa membuat nyaman badan dan anggota tubuh yang lainnya.
Bergembira ria dan bersuka cita memang cita cita mereka yang sudah susah payah mengumpulkan harta, sepertinya tak ada nuansa selain itu yang mereka harap dari muda hingga tua…yaitu cari nyaman.
Padahal andai mereka tahu bahwa zona nyaman aman dan membahagiakan ada zona iman dalam ketaatan, tapi entahlah kebanyakan tidak mau memilih itu, atau memang hati mereka sedang sakit.
Sebagaimana Allah Ta’ala, berfirman:
وَإِذَا مَآ أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهِۦٓ إِيمٰنًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat maka di antara mereka (orang-orang munafik ada yang berkata, Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya dan mereka merasa gembira.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 124)
وَأَمَّا الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كٰفِرُونَ
“Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surat itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 125)
Benarlah ayat diatas berkata, bahwa ternyata jika iman dalam ketaatan tidak menjadikan seseorang nyaman dengan kondisi itu, waspadalah…ternyata hati mereka sedang dihinggapi penyakit, dan tidak akan menambah selain bertambah penyakitnya bahkan tingkat kekafiran sampai matipun dalam kekafiran.
Untuk menghidari semua itu hendaklah setiap pribadi mengikuti petunjuk yang sudah Allah Ta’ala berikan sebagaimana berfirmanNya,
… فَمَنْ تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“… maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 38)
Sia sialah mereka yang berusaha keras mencari zona nyaman selain iman dalam ketaatan, karena sesungguhnya zona nyaman itu ada dalam hati orang orang beriman yang Allah Ta’ala anugerahkan atas hasil jerih payah mereka dalam melakukan ketaatan, dan Allah Ta’ala tambahkan lagi tingkat ke imanannya atas keimanan yang sudah mereka miliki.
Allah Ta’ala, berfirman:
هُوَ الَّذِىٓ أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا إِيمٰنًا مَّعَ إِيمٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,” (QS. Al-Fath 48: Ayat 4)
Bertambahnya ke imanan atas keimanan yang sudah ada, artinya berbanding lurus dengan naiknya kwantitas dan kwalitas dalam beribadah, selaras dengan itu maka Allah Ta’ala tambah terus iman mereka sehingga semakin iman bertambah semakin nyaman dan bahagialah mereka dalam melakukan ketaatan, sampai pada tingkat puncaknya adalah ke ridhoan Allah Ta’ala atas semua yang dilakukan hambaNya.
Maka tidak ada yang lebih dicintai dan lebih mulia serta lebih besar dari keridhoan Allah Ta’ala. Bahkan meraih keridhoan Allah adalah impian yang mulia, yang karenanya itu semua adalah zona nyaman yang abadi dan kekal.
Keridhoan ini dijadikan oleh Allah Ta’ala lebih dari surga, sebagai tambahan atas karunia surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إنَّ الله – عز وجل – يَقُولُ لأَهْلِ الجَنَّةِ : يَا أهْلَ الجَنَّةِ ، فَيقولُونَ : لَبَّيكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ ، فَيقُولُ : هَلْ رَضِيتُم ؟ فَيقُولُونَ : وَمَا لَنَا لاَ نَرْضَى يَا رَبَّنَا وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : ألاَ أُعْطِيكُمْ أفْضَلَ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُونَ : وَأيُّ شَيءٍ أفْضَلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُ : أُحِلُّ عَلَيكُمْ رِضْوَانِي فَلاَ أسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبَداً
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga..”, mereka berkata, “Kami memenuhi panggilanMu, kami menta’atiMu”. Allah berkata, “Apakah kalian ridho (puas)?”, maka mereka berkata, “Kenapa kami tidak ridho (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari ciptaanMu”. Maka Allah berkata, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?”. Mereka berkata, “Apakah yang lebih baik dari ini?”. Allah berkata, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhoanKu, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Begitulah keadaan seorang hamba yang ketika itu berada di zona nyaman yaitu iman dengan ketaatan, maka buah dari itu semua akan mendapatkan zona nyaman yang abadi berupa ke ridhoan Allah Ta’ala yang kekal selamanya.
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia