100 Tahun Gontor, 15 Ribu Pramuka Muslim akan Ikuti Jambore di Cibubur

Jakarta (SI Online) – Menurut perhitungan kalender masehi, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), Ponorogo, Jawa Timur, pada 2026 mendatang tepat berusia satu abad.
Salah satu acara yang akan dilaksanakan untuk memeriahkan Peringatan 100 Tahun Gontor adalah penyelenggaraan Jambore Pramuka Muslim Dunia (World Muslim Scout Jamboree/WMSJ) 2025, yang akan dilaksanakan pada 9-14 September 2025 mendatang di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur.
Ketua Divisi Komunikasi, Dokumentasi, Desain dan Media WMSJ 2025 Luqman Hakim Arifin mengatakan, Jambore Pramuka Muslim yang akan dilaksanakan Pondok Gontor ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan di dunia.
“Ini pencapaian luar biasa kita bisa melaksanakan jambore Pramuka muslim pertama di Indonesia bahkan dunia,” ungkap Luqman saat berbincang dengan sejumlah jurnalis media Islam Indonesia, di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis sore (10/07/2025).
Dari sisi peserta, kata Luqman, saat ini yang terdaftar sebagai peserta sudah hampir 15.500 orang. Angka itu belum termasuk pembina, orang tua, ustaz atau kiai dari Pesantren yang mengiringi delegasi.
Jambore ini selain diikuti peserta dari Pondok Gontor dan jaringannya, juga terbuka luas diikuti oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. Kategori peserta berusia antara 13-17 tahun.
Adapun peserta dari luar negeri, panitia telah mencatat saat ini terdapat 190 peserta dari 23 negara yang mendaftar akan hadir di Cibubur.
Luqman menyebutkan, tema yang diangkat dalam jambore ini adalah “We are Muslim: Civilized, United, and Peaceful.”
Jambore ini, lanjut Wakil Ketua Komisi Informasi DKI Jakarta itu, juga dimaksudkan sebagai momentum pembentukan kader pemimpin bangsa.
“Proses kawah candradimuka pembentukan pemimpin muslim di masa mendatang,” kata dia.
Adapun mengenai kegiatan selama Jambore, layaknya jambore-jambore Pramuka pada umumnya. Bedanya, peserta putra dan putri akan dipisahkan. Kemudian peserta juga akan menjalankan shalat lima waktu secara berjamaah dan membaca Al-Qur’an.
“Kita seperti memindahkan kehidupan santri di pondok ke bumi perkemahan,” kata santri Pondok Gontor lulusan tahun 1996 itu.