JEJAK SEJARAH

8 Agustus 1360 Ditetapkan sebagai Awal Masuknya Islam di Tanah Papua

Pj Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere saat membuka seminar itu menyebutkan, pembahasan tentang sejarah masuknya Islam di tanah Papua sudah dibahas sejak lama, melalui penelitian dan pengkajian forum ilmiah yang berulang kali dilaksanakan. Bahkan, kata dia, sejak dirinya menjabat sebagai camat sekira 30 tahun yang lalu, sejarah Islam sudah menjadi pembahasan.

“Sejarah masuknya Islam di tanah Papua sudah lama terdengar, bahwa masuknya pada 8 Agustus 1360. Hari ini saya akan tandatangan dan mengakhiri pembahasan panjang ini,” ujar Ali Baham.

Pj Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad menyebutkan, jika dalam seminar nantinya menghasilkan keputusan dan menyepakati masuknya Islam di tanah Papua, maka hasilnya menjadi tanggungjawab bersama.

“Jika hari ini ditetapkan, maka kita butuh legitimasi dan pengabsahan. Kita siap berkolaborasi dan menyosialisasikan hal yang tentu menjadi tanggungjawab bersama,” kata dia.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat, KH. Ahmad Nausrau mengatakan, seminar itu menjadi tahapan akhir dari kajian ilmiah perjalanan sejarah masuknya Islam di tanah Papua.

“Kita telah melaksanakan seminar ke seminar sejak tahun 2006-2008 dan sudah menerbitkan buku hasil dari penelitian dan kajian ilmiah tersebut. Selanjutnya di tahun 2018 MUI Papua Barat melaksanakan penelitian sejarah masuknya islam di tanah Papua yang kemudian dibahas dalam Rakernas MUI Pusat di Kabupaten Raja Ampat hingga mengeluarkan buku berjudul modernisasi beragama,” tuturnya.

“Kehadiran Mubalik Abdul Ghaffar dari Aceh di Fatagar Lama atau di Tanjung Tutin pada 8 Agustus 1360 menjadi waktu awal masuknya agama Islam di tanah Papua,” kata dia.

Sebagai informasi, berita acara penetapan tersebut ditandatangani sejumlah tokoh Papua dan raja-raja di tanah Papua, di antaranya:

  1. Abdullah Manaray, ST (DPD RI)
  2. H. Saleh Siknun, SE (DPR PB)
  3. Abdul Samad Bauw, S.Pd.I (MRPB)
  4. Ismail Asso (MRP Papua Pegunungan)
  5. H. Abdul Awal Gebze (MRP Papua Selatan)
  6. Idris Wugaje (MRP Papua Barat Daya)
  7. H. Syaiful Islam Al Payage (MUI Papua)
  8. Taufik Heru Uswanas, S.Sos., M.Si (Raja Fatagar)
  9. Abdul Gani Ishak Bauw (Raja Rumbati)
  10. Arif H Rumagasen, S.Sos., MAP (Raja Pegpeg Sekar)
  11. Udin Heremba (Raja Wertuar)
  12. Randi Asnawir Ombaier, S.Sos (Raja Namatota)
  13. Drs. Muh. Nasir Aituarauw., M.Sc (Raja Komisi)
  14. H. Aziz Hegemur, S.Ag., MM (Kabid Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Papua Barat)

Sedangkan Tim Perumus Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua terdiri atas:

  1. Dr. Ir. Mulyadi Djaya, M.Si (Ketua)
  2. KH. Fadzlan Garamatan (Sekretaris)
  3. Prof. Yon Machmudi, Ph.D (Anggota)
  4. Prof. Ismail Suardi Wekke, MA., Ph.D (Anggota)
  5. Ir. Bambang Tj Hariadi. MP (Anggota)
  6. H. Abdul Samad Bauw., M.Si (Anggota)
  7. Dr. H. Wahidin Puarada, M.Si (Anggota)
  8. H. Saleh Siknun, SE (Anggota)
  9. Drs. Muhammadong Daeng Husen, M.Pd (Anggota)

Sumber: rri.co.id

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button