QUR'AN-HADITS

Jangan Khawatir Punya Anak, Rezekinya Dijamin Allah

Dalam dinamika kehidupan modern, kekhawatiran orangtua terhadap masa depan anak-anak mereka kian menjadi beban mental yang nyata dan mendalam.

Di tengah tekanan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks, banyak orangtua merasa cemas dan bahkan takut jika anak-anak mereka kelak tidak mampu hidup layak, tidak mendapatkan pekerjaan yang tetap, atau tidak mampu bersaing di tengah kerasnya persaingan hidup.

Kekhawatiran ini semakin nyata dengan mahalnya biaya pendidikan tinggi, tingginya biaya hidup, serta ketidakpastian dunia kerja. Bahkan, di sebagian masyarakat urban, muncul fenomena childfree, yaitu keputusan untuk tidak memiliki anak dengan alasan ekonomi dan mental.

Semua ini menunjukkan bahwa ketakutan terhadap masa depan anak telah menjadi realitas sosial yang kompleks, dan bukan lagi sekadar kekhawatiran pribadi.

Salah satu bentuk kekhawatiran yang paling menonjol adalah persoalan rezeki—apakah anak mereka akan cukup memiliki penghasilan, kestabilan ekonomi, dan kemapanan finansial di masa depan. Kekhawatiran ini sering kali muncul bukan karena kurangnya kasih sayang, tetapi justru karena besarnya rasa cinta dan tanggung jawab.

Namun, sayangnya, kekhawatiran yang berlebihan ini kadang membuat orangtua secara tidak sadar mematikan potensi anak-anak mereka dengan membatasi cita-cita dan pilihan hidup mereka hanya pada hal-hal yang dianggap menjanjikan secara materi.

Padahal, jika kita melihat lebih dalam, konteks peringatan Allah dalam Surah Al-Isra ayat 31 justru ditujukan kepada orang-orang yang berkecukupan, bahkan kaya. Allah menegur mereka agar tidak takut jatuh miskin ketika memiliki anak. Sebab, kekayaan yang mereka miliki bukan semata-mata hasil kerja keras mereka, melainkan anugerah Allah yang diberikan lebih banyak kepada mereka dibandingkan orang lain.

Demikian pula halnya dengan anak-anak yang dilahirkan—mereka datang dengan rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah, tanpa sedikit pun mengurangi bagian rezeki orangtuanya. Kehadiran mereka adalah ketetapan Ilahi yang tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga rezeki yang telah dijamin.

Dengan pemahaman ini, Surah Al-Isra ayat 31 hadir sebagai teguran sekaligus pengingat bahwa persoalan rezeki bukanlah sepenuhnya urusan manusia. Maka, sangat penting untuk merenungkan firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 31:

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا

Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.

Dalam Tafsir Al-Munir (Wahbah Az – Zuhaili 1991: Jilid 15 65) Ayat diatas menunjukkan bahwa kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya melebihi kasih sayang seorang ayah kepada anaknya sendiri. Sebagai buktinya, Allah melarang orang tua membunuh anak-anak mereka karena takut jatuh miskin atau kekhawatiran terhadap masa depan anak-anak tersebut. Sikap ini merupakan bentuk suudzan (berburuk sangka) kepada Allah.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button