Saatnya Berubah dengan Syariah
2018 adalah tahun penuh duka bagi Indonesia. Rentetan bencana alam melanda negeri ini. Gempa bumi, banjir, longsor, hingga tsunami datang bertubi-tubi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai bulan September 2018, telah terjadi sebanyak 1.999 bencana di Indonesia (nasional.tempo.co).
Tercatat, setidaknya ada lima bencana alam terbesar yang terjadi pada tahun 2018 (nasional.tempo.co).
Pertama, banjir bandang melanda Banyuwangi pada 22 Juni 2018. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut, namun menimbulkan kerusakan parah di empat dusun di Desa Alas Malang. Sebanyak 23 rumah rusak berat dari 415 unit yang terdampak.
Kedua, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter mengguncang Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli 2018. Berdasarkan laporan BNPB per 1 Oktober 2018, sebanyak 564 warga Lombok meninggal dan 1.584 lainnya luka-luka.
Ketiga, gempa setara 7,7 skala Richter menggoyang daerah Palu dan Donggal pada 28 September 2018. Gempa tersebut memicu gelombang tsunami di pantai Palu. Gempa juga menyebabkan likuifaksi (pencairan tanah) di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi. Tercatat 2.113 orang meninggal dan 4.612 terluka akibat bencana tersebut.
Keempat, banjir di Sumatra Utara dan Sumatra Barat pada 12 Oktober 2018. Tercatat 22 orang meninggal, termasuk 11 siswa SD yang terseret arus, dan 15 orang hilang. Sekitar 500 unit rumah terendam banjir dan 3 jembatan roboh.
Kemudian yang baru-baru ini terjadi, pada tanggal 22 Desember 2018, gelombang tsunami menerjang Banten dan Lampung. Akibat tsunami tersebut, 430 orang meninggal, 1.495 luka-luka, dan 159 orang dinyatakan hilang menurut data BNPB per 26 Desember 2018. Tsunami tersebut dipicu oleh gempa vulkanik akibat letusan gunung Anak Krakatau. Aktivitas gunung Anak Krakatau terus meningkat hingga statusnya naik menjadi siaga terhitung mulai 27 Desember 2018 (bangka.tribunnews.com).