Pemimpin Ingkar Janji Beban Bagi Rakyat
“Saya tidak memiliki beban masa lalu sehingga enak dalam bekerja, enak dalam memberi perintah.”
Jawaban Jokowi menanggapi pertanyaan Capres 02 Prabowo Subianto dalam Debat Capres 2019 di Hotel Bidakara, Jaksel, 17/1/2019, terus terang menggelitik penulis. Dengan mudah diucapkan oleh seorang pemimpin yang notebene masih menjabat sebagai presiden, sekaligus petahana dalam Pilpres 2019.
Entah jawaban itu dijawab secara sadar atau tidak. Mengingat dalam Debat Capres kali ini kisi-kisi materi telah disiapkan oleh KPU. Tapi kok kesannya dengan mudah diucapkan. Seolah melupakan bagaimana jejak kelam yang ia torehkan selama 4 tahun menjabat.
Sebab tak bijak rasanya bagi seorang petahana yang masih menjabat presiden, mengucapkan pernyataan yang seolah menggampangkan masalah. Padahal faktanya setumpuk beban berat ia timpakan pada pundak-pundak rakyatnya. Bahkan hingga detik ia berkata, beban berat yang disebabkan oleh berbagai kebijakan yang ia buat masih membelenggu rakyat.
Menolak lupa deret panjang janji palsu yang ditebarkan pada kampanye Pilpres 2014. Telah membius dan membuai rakyat dalam pusara janji manis yang berujung pahit. Hingga hari ini pun janji-janji tersebut masih terpatri dalam ingatan dan memori rakyat.
Masih tersimpan rapi bagaimana harapan indah yang Jokowi ucapkan di panggung-panggung kampanye 2014. Bahwa perekonomian akan meroket jika ia terpilih menjadi presiden. Faktanya, pertumbuhan ekonomi jauh dari harapan. Bahkan tahun ini angka pertumbuhan lebih rendah dari yang ditargetkan dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen.
Janji membuka 10 juta lapangan kerja bagi rakyat pun seolah baru kemarin diucapkan. Namun, hingga hari ini janji tersebut hanya pepesan kosong belaka. Sebaliknya gelombang PHK massal menjadi fakta hari ini.