V Day?? Oh Noo!!
Assalamu’alaikum sobat, gimana kabarnya hari ini ? mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan kita kesehatan yaa. Guyyss, inget gak sekarang bulan apa ? yups, bulan februari tentu nya, belum lama ini berbagai negara di belahan dunia merayakan yang namanya tahun baru, eeehh di bulan ini mau ngerayain lagi “Valentine Days”.
Saat ini, orang-orang di berbagai negara beramai-ramai menyambut gembira datangnya tanggal 14 februari ini. Meskipun sebenernya, mereka itu gak tau kenapa harus ikut merayakan hari tersebut. Sebagian ada yang memang udah faham, sebagian lagi ada yang cuman ikut-ikutan. Katanya sih valentine Day itu identik dengan hari kasih sayang, makanya orang-orang pada hari mengungkapkan rasa sayang mereka kepada orang tersayang mereka.
Padahal, buat menunjukan rasa sayang kita ke teman, keluarga atau sahabat itu ga perlu nunggu tanggal 14 februari, iya kan guys ? kita bisa mengungkapkan nya setiap detik, menit, jam bahkan setiap hari. Kita juga nggak perlu mengeluarkan banyak uang buat beli coklat, bunga dan pernak-pernik lain nya untuk mengungkapkan rasa sayang, cukup dengan kita berbakti kepada orang tua, nasehat-menasehati teman, mengingatkan dalam ketaatan kepada Allah SWT dan tidak mendiamkan orang yang kita sayang berada dalam kemaksiatan.
Sejarah Valentine
Tau gak siih? Perayaan Hari Kasih Sayang ini memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Dan memang ada beberapa versi yang menjelaskan asal muasal perayaan Valentine’s Day. Salah satu versi menyebutkan, dahulu ada seorang pemimpin agama Katolik bernama Valentine bersama rekannya Santo Marius yang secara diam-diam menentang kebijakan pemerintahan Kaisar Claudius II (268-270 M) kala itu. Pasalnya, kaisar tersebut menganggap bahwa seorang pemuda yang belum berkeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang. Karena itu, ia melarang para pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang potensial. Nah, Valentine tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ia secara diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda-mudi yang berniat untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya secara rahasia. Namun ibarat pepatah sepandai-pandai tupai melompat, ia akan jatuh juga. Demikian pula dengan aksi yang dilakukan Valentine, lambat laun pun tercium oleh Claudius II.
Valentine harus menanggung perbuatannya, dijebloskan ke penjara dan diancam hukuman mati. Dalam legenda ini, Valentine didapati jatuh hati kepada anak gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis yang dikasihinya senantiasa setia untuk menjenguk Valentine di penjara kala itu. Tragisnya, sebelum ajal tiba bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam sebuah surat untuknya. Ada tiga buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya di akhir surat dan menjadi populer hingga saat ini- “From Your Valentine.”
Ekspresi dari perwujudan cinta Valentine terhadap gadis yang dicintainya itu masih terus digunakan oleh orang-orang masa kini. Sementara itu, The Encyclopedia Britannica, Vol. 12 halaman 242 menyebutkan, kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat The World Book Encyclopedia, 1998).
Sejak itu mengirimkan kartu bertuliskan “Be My Valentine” menjadi tradisi mengikuti hari kasih sayang. Sekitar 200 tahun sesudah kisah di atas, Paus Gelasius meresmikan tanggal 14 Februari tahun 496 sesudah Masehi sebagai hari untuk memperingati Santo Valentine. Gelar Saint atau Santo diberikan karena kebaikan dan ketulusannya menolong muda-mudi yang jatuh cinta untuk melangsungkan pernikahan. Untuk mengagungkan St. Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’.
Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Lupercalia” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.