Dai Harus Peka terhadap Kondisi Sosial
Sambas (SI Online)- Ketua Dewan Dakwah Kab Sambas Ustaz H Satono mengatakan, juru dakwah atau dai harus meningkatkan kepekaan sosialnya. Jangan misalnya, keberadaan gadget malah membuat dai menjadi asosial.
“Kita memasuki era 4.0 yang mengharuskan kita menguasai piranti digital untuk berdakwah,” tutur Satono dalam Seminar dan Silaturahmi Dai Perbatasan di Sambas, Kalimantan Barat, Kamis (29/8/2019).
Acara yang diselenggarakan Dewan Dakwah Sambas itu diikuti 40 peserta. Umumnya adalah alumnus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Sambas dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M Natsir, Jakarta.
Para peserta bertugas sebagai dai di Kalimantan Barat, seperti di Sambas, Mempawah, Sanggau, Tebas, Pontianak, dan Kubu Raya.
Turut hadir dalam silaturahmi tersebut, mantan Ketua Dewan Dakwah Sambas H Tarmizi dan Burhanuddin A Rasyid, Direktur ADI Sambas H Izami, dan Ketua MUI Sambas Syamsuri Syafiuddin, Wakil Direktur ADI Sambas Darwadi.
Satono, mengungkapkan, kondisi sosial-ekonomi Kab Sambas saat ini memprihatinkan. Misalnya, angka kemiskinan tinggi, perceraian usia produktif paling tinggi di Kalbar, dan narkoba semakin merasuki generasi belia.
“Ini semua adalah tantangan dakwah, yang memerlukan kepekaan dan kepedulian dai untuk turut menanggulanginya,” tandas bakal calon bupati Sambas.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah, Burhanuddin Rasyid mengungkapkan kelemahan dakwah di Sambas. Misalnya, para Lebai (amil) di kampung-kampung umumnya sudah tua dan tidak melek teknologi komunikasi. Dengan kondisi demikian, katanya, bagaimana Lebai menginformasikan perkembangan dakwah di tempat tugasnya.
Oleh karena itu, melalui acara reguler pertemuan da’i Sambas, para da’i juga meningkatkan skill mengeksplorasi smartphone untuk dakwah.
Sebagai stimulus, Burhanuddin menyediakan hadiah untuk tiga peserta yang mampu menulis resume materi dengan baik.
Rep: bowo