Hilang Naluri Ibu Terkikis Kapitalisme
Ibu. Fitrahnya memiliki naluri keibuan. Penuh kasih sayang dan kelembutan. Tak heran bila belaian dan pelukannya menjadi penenang jiwa dan hati sang anak. Tutur katanya bagaikan mata air yang menyejukkan. Hingga hilang gundah gulana, hanya dengan mendengar nasihatnya.
Ibu. Pengorbanannya tidak ternilai benda. Jangankan harta dan waktu, nyawa pun akan ia berikan demi sang anak tersayang. Sungguh sosok ibu, bagaikan malaikat penjaga. Tidak akan membiarkan anak-anaknya dalam kesusahan dan kesulitan, dalam rasa sakit dan meneteskan air mata. Bahkan tidak hentinya berdoa agar anak-anaknya senantiasa dalam perlindungan Zat yang Mahakuasa. Sosok ibu, sungguh tidak tergantikan.
Namun hari ini, naluri keibuan seorang perempuan mulai terkikis. Kasih sayangnya perlahan menipis. Belaian dan pelukannya tak lagi hangat. Tutur katanya tak lagi menyejukan. Kewarasannya tidak lagi sempurna. Tergerus kapitalisme nan kejam.
Berita pilu nan tragis datang dari Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lantaran stres karena diancamkan akan diceraikan oleh sang suami. Seorang ibu muda berinisial NP (21), tega menggelonggong anaknya yang masih balita ZNL (2,5), dengan air galon hingga tewas. Tidak hanya digelonggong, dari hasil penyelidikan polisi juga diketahui bahwa korban juga kerap mengalami kekerasan fisik.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Irwandhy Idrus, NP nekat menggelonggong anaknya karena stress diancam diceraikan suaminya, jika ZNL dalam kondisi kurus, tidak bisa gemuk. Irwandhy juga menyebutkan adanya masalah perekonomian di keluarga korban. Karena ancaman sang suami, NP menjadi tertekan hingga mengambil jalan pintas untuk ‘menggemukkan’ anaknya dengan cara digelonggong air minum. (detik.com, 24/10/2019).
Bingung, kalut dan sedih. Mungkin itulah yang dirasakan NP setelah mendapat ancaman cerai dari suaminya. Himpitan ekonomi semakin membuat NP tak menemukan jalan keluar. Bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan gizi sang anak, sedangkan untuk makan pun susah? Hingga kewarasan pun hilang. Akhirnya tega menggelonggong sang anak tercinta.
Miris. Tangan ibu yang semestinya untuk membelai dan memeluk anaknya. Terkotori dengan hilangnya nyawa anak tercinta di tangannya sendiri. Ironisnya, NP tak sendiri. Sebab di luar sana, kasus NP hanya secuil kisah dari banyaknya kasus ibu membunuh anaknya sendiri.
Tercatat sepanjang tahun 2018 saja ada 6 kasus ibu bunuh anak. Itu baru kasus yang mencuat ke permukaan. Belum lagi kasus pembunuhan bayi akibat hamil di luar nikah yang belum terdata. Maka bisa jadi, masih banyak kasus serupa yang terjadi di tengah masyarakat.