FOKUS MUSLIMAH

Hilang Naluri Ibu Terkikis Kapitalisme

Islam Mengembalikan Fitrah Ibu

Ibu merupakan madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya. Tanggung jawab mendidik anak berada di kedua tangannya. Sedangkan mengatur dan mengurus rumah tangga menjadi tugasnya. Jika kedua peran ini dikembalikan sesuai fitrahnya, niscaya akan lahir generasi hebat dan tangguh dari dekapan seorang ibu.

Mengembalikan fitrah ibu dalam cengkeraman kapitalisme jelas tidak mungkin. Bagaimana air yang kotor lagi bau dapat mencuci bersih jiwa dan kewarasan ibu? Maka dibutuhkan mata air yang bersih lagi jernih dan suci untuk membersihkan kapitalisme-sekularisme yang mengotori pemikiran ibu.

Mata air itu adalah Islam. Islam akan mengembalikan fitrah ibu. Islam menempatkan ibu pada kedudukan yang mulia. Peran mulia ini sejatinya dapat diraih ketika ia berada dalam fitrahnya, yaitu sebagai pendidik utama dan pertama anak-anaknya. Mendidik anaknya bukan dengan kebencian, tapi dengan cinta dan kasih sayang. Sebab anak merupakan titipan Allah Ta’ala.

Keluarga sakinah mawadah warahmah juga akan terwujud, ketika akidah Islam menjadi pondasi dalam membangun keluarga. Suami istri akan menjalankan peran dan fungsi sesuai fitrahnya. Saling rida dalam menerima kekurangan, saling mencintai dan melengkapi dalam kekurangan dan keterbatasan, saling mengerti dan menemani ketika lapang maupun susah, sehingga tumbuh kepercayaan dan keharmonisan.

Masyarakat yang menjadikan Islam sebagai pondasi dalam berinteraksi dan bertetangga, akan menumbuhkan sikap saling peduli dan menjaga. Alhasil tercipta lingkungan masyarakat yang peka terhadap sesama, saling membantu dan peduli. Kepekaan dan kepedulian akan menciptakan perasaan aman, nyaman dan tenang di tengah masyarakat. Sehingga lingkungan masyarakat menjadi tempat ideal untuk semua anggotanya.

Sementara negara yang menjadikan Islam sebagai pondasi dalam kehidupan bernegara, akan menjadi perisai bagi ibu, sekaligus pencetak para ibu dan calon ibu hebat. Tujuan pendidikan tidak hanya ditujukan untuk melahirkan calon pemimpin, tapi juga calon ibu generasi. Kurikulum pendidikan didesain untuk mencetak generasi yang beriman dan bertakwa. Serta melahirkan generasi yang menjalani kehidupan sesuai fitrah dan syariat. Misal, menyiapkan perempuan agar siap menjadi ibu, pengatur rumah tangga dan pendidik anak-anaknya. Dan menyiapkan laki-laki agar siap menjadi imam, memimpin keluarga, bertanggung jawab mencari nafkah, hingga menjadi pemimpin di tengah masyarakat.

Sesungguhnya, negara memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi ibu. Karena negara mengambil peran besar dalam mengatur dan menentukan kebijakan. Baik dalam upaya preventif maupun kuratif untuk mengatasi problematika masyarakat. Jika kondisi lingkungan ibu menjadi baik, maka fitrah ibu pun akan terjaga.

Negara yang dirindukan ini, tentunya negara yang mandiri dan berdikari, berdaulat dan memiliki ideologi yang kuat. Dan tentunya bukan negara yang mengemban ideologi kapitalisme-sekularisme. Tapi negara yang menerapkan Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan, yaitu khilafah ‘ala minhajinnubuwwah. Insyaallah. Wallahu a’lam bishshawaab.

Ummu Naflah
Pemerhati Ibu dan Anak, Pegiat Literasi, Mentor di AMK

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button