Usamah Hisyam, Inisiator Pertemuan Presiden Jokowi dengan Tim 11 Ulama 212
Jakarta (SI Online) – Wajahnya nampak letih. Namun ia tetap bekerja di ruangannya, di kantor Obsession Media Group (OMG), Jalan Kedondong, Jagarkarsa, Jakarta Selatan, Ahad malam 29 April 2018. Ia mengaku baru datang dari Mojokerto, Jawa Timur dan dilanjutkan mengisi Orientasi Dai Parmusi DKI Jakarta pada Ahad siangnya.
“Sebentar lagi ya, saya sedang menyelesaikan tulisan,” kata Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam, kepada Suara Islam Online, yang menyapanya sekira pukul 19.30 WIB.
Malam itu Usamah sengaja mengundang sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Muslim (Forjim) untuk menjelaskan tentang pertemuan Tim 11 Ulama Alumni 212 dengan Presiden Jokowi, Ahad (22/04) lalu. Maka begitu pekerjaannya sudah kelar, Usamah pun langsung menghampiri sejumlah wartawan yang telah menunggunya di luar. Ia mengajak para wartawan makan malam terlebih dahulu.
“Sebenarnya pro-kontra tentang pertemuan itu sudah tuntas. Habib Rizieq sudah memberi penjelasan, Ustaz Shobri sudah, Slamet Maarif juga sudah. Saya akan klarifikasi terkait kecurigaan orang terhadap saya, kok bisa sampai Ulama 212 mau dipertemukan dengan Istana,” kata Usamah memulai penjelasannya dalam suasana santai.
Tim 11 Ulama Alumni 212 adalah tim yang dibentuk dalam sebuah pertemuan di Polonia, Jakarta Timur, 12 Januari lalu. Kesebelas orang anggota tim itu adalah KH. Misbahul Anam, KH. Muhammad Al Khaththath, KH. Abdul Rasyid AS, KH. Roudl Bahar, KH. Slamet Maarif, H. Usamah Hisyam, KH. Shobri Lubis, KH. Muhammad Husni Thamrin (Abi Tham-Bogor), Ustaz H. Yusuf Muhammad Martak, Ustaz H. Muhammad Nur Sukma, dan H. Aru Syeif Asadullah. Namun dalam pertemuan dengan Jokowi di Istana Bogor, Ahad (22/04) lalu, hanya enam dari 11 orang itu yang mengikuti pertemuan. Usamah Hisyam adalah sosok yang ditunjuk menjadi penghubung antara Tim 11 dengan Presiden Jokowi.
Usamah bercerita, dalam pertemuan yang berlangsung hampir 2,5 jam itu, ia mulai dengan memperkenalkan semua tokoh yang hadir berikut dengan jabatan dan peran mereka masing-masing. Lalu, ia menyampaikan bahwa pertemuan tersebut adalah dalam rangka memperjuangkan aspirasi umat dan para ulama untuk dapat melaksanakan Pembukaan UUD 1945 yang disana dinyatakan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam Islam, kata Usamah kepada Jokowi, Ketuhanan itu adalah kalimat tauhid La ilaha ilallah yang dalam implementasinya harus dilaksanakan sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah.
“Karena itu kita para ulama ingin agar nilai Al-Qur’an dan As-Sunnah yang kita pahami sebagai syariat Islam dapat dilaksanakan umat Islam Indonesia. Ini pembukaannya,” ungkap Founder OMG itu.
Dengan dasar itulah, lanjut Usamah, umat Islam tidak dapat menerima jika ada yang mengatakan syariat Islam itu bertentangan dengan Pancasila, anti-NKRI, anti toleransi dan bahkan dianggap garis keras. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berarti Negara ini bukan berdasarkan sekularisme tetapi teologisme.
“Kalau Negara sekuler yang terjadi di Barat karena sistem hukumnya tidak mencantumkan ketuhanan. Kita ketuhanan nomor satu, mengakui agama dalam kehidupan bernegara. Umat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia wajar ingin menerapkan syariat Islam,” jelas Usamah kepada Jokowi.
Kepada Jokowi, Usamah menyampaikan tiga aspirasi. Pertama, umat Islam menghendaki agar ruang dakwah umat Islam diperluas, jangan dipersempit. Sebab dakwah adalah bagian dari aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.
Kedua, agar tidak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama. “Kami mohon agar kriminalisasi terhadap ulama ini dituntaskan secara hukum. Teman-teman dibebaskan semuanya, ulama, ustaz dan aktivis pergerakan terkait 212,” kata Usamah.