AL-QUR'AN & HADITS

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Obat Penyakit dalam Al-Qur’an

“Tidaklah Allah Ta’ala menurukan suatu penyakit, kecuali Allah Ta’ala juga menurunkan obatnya.”

Demikianlah bunyi terjemahan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari. Setiap penyakit pasti ada obatnya.

Al-Qur’an juga diturunkan oleh Allah SWT sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang beriman. Disebutkan dalam Surat Al-Isra’ ayat 82: “Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Mubaligh sekaligus Pendiri Quantum Akhyar Institute Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, anatomi tubuh manusia itu terdiri dari tiga bagian sebagaimana dikabarkan Al-Qur’an. Ada fisik (jasad), akal, dan ruh.

Selama ini yang dipelajari dipelajari di ilmu biologi dan kedokteran hanya fokus pada fisik saja. Yang dipelajari dalam ilmu pengetahuan adalah anatomi akal. Sedangkan ruh tidak dipelajari dalam pelajaran formal ataupun ilmu kedokteran.

“Ini terkait dengan nilai-nilai spiritual,” kata Ustaz Adi Hidayat dalam ceramah di Akhyar TV “Quantum Akhyar” yang diunggah akun YouTube ‘Gelora Islam’ 7 Maret 2020 lalu.

Menurut UAH, setiap penyakit biasanya menghantam dua di antara tiga bagian ini. Kalau bukan pada fisiknya maka yang dihantam adalah ruhnya. Kalau penyakit akal biasanya sifatnya malas membaca, malas belajar atau malas mengkaji. Setiap bagian anatomi ini butuh asupan sebagaimana tubuh membutuhkan karbohidrat, protein maupun vitamin.

Terkait penyakit fisik, Al-Qur’an mengajarkan tidak semua yang diinginkan harus dimakan, tetapi konsumsilah yang menyehatkan tubuh dan cari dengan cara yang benar. Sedangkan penyakit akal bisa disembuhkan dengan membaca dan mencari ilmu pengetahuan, itulah nutrisinya. Sedangkan ruh tidak banyak dipelajari.

Ketika zaman Nabi, ada yang bertanya kepada Rasulullah Saw. “Ya Muhammad apa esensi ruh, bagaiman sifatnya apa nutrisinya? Maka turunlah Surah Al-Isra’ ayat 17: “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”

Maka kemudian diberitahulah nutrisi ruh untuk menguatkan nilai-nilai spritual seseorang. Kalau fisiknya sakit tetapi ruhnya sehat, itu boleh jadi daya tahan tubuhnya tetap kuat. Dalam arti dia masih bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Akan tetapi jika ruhnya sakit meskipun fisiknya terlihat sehat sesungguhnya dia dalam keadaan lemah dalam menjalani kehidupan. Apa nutrisi ruh? Jawabannya adalah ibadah, makanya kita diperintahkan salat, mengaji, puasa, baca Qur’an, tahajjud. Inilah asupan untuk menguatkan ruh.

“Menyangkut virus Corona ini kita akan bagi menjadi dua bagian. Pertama, secara fisik apa yang disampaikan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan agar diikuti, bagaimana berperilaku hidup sehat, menjaga kebersihan dan mencari makanan yang dibutuhkan. Ini ikhtiar. Kedua, ada bagian yang sangat penting menyangkut ruh. Karena jika ruhnya lemah akan berpengaruh terhadap kondisi fisik.

Contohnya iri hati, dengki, perasaan pesimis, perasaan tak enak hati. Nabi Ayyub ‘alaihissalam diserang penyakit yang begitu kuat, tapi karena ruhnya (nilai spritual) kuat beliau masih bisa menjalani kehidupan. Beliau baru meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala ketika penyakitnya telah mengganggu aktivitas ibadahnya.

“Saya ingin memberikan pendekatan spiritual bagaimana agar menguatkan ruh sehingga daya tahan tubuh bisa kuat dan tetap beraktivitas dengan sempurna. Beberapa pekan ini saya menerima pesan tidak hanya di Indonesia tapi saudara-saudara kita di luar negeri di bilangan Korea, Jepang dan beberapa tempat lainnya untuk sekadar salat berjamaah sekarang tidak diizinkan di masjid karena dikhawatirkan tersebarnya virus Covid-19 ini,” kata alumni Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Tripoli Libya itu.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button