Setop PKI Secara Total, Habib Rizieq: Makzulkan Jokowi dan Bubarkan PDIP
Jakarta (SI Online) – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menegaskan, diperlukan langkah total untuk menghentikan laju kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sekadar menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang saat ini dibahas di DPR, kata Habib Rizieq, tidaklah cukup. Sebab PKI bagaikan belut. Hari ini gagal dengan satu agenda, mereka akan membuat agenda lain yang serupa dengan kemasan yan berbeda untuk mengelabuhi rakyat Indonesia.
Menurut Habib Rizieq, langkah total untuk menghentikan laju kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) itu adalah dengan cara memakzulkan Jokowi dan membubarkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca juga: Penulis Buku ‘Aku Bangga Jadi Anak PKI’ Jadi Ketua Panja RUU HIP, Ahmad Yani: DPR Ditunggangi
Hal ini diungkapkan Habib Rizieq saat berbicara dalam diskusi virtual bertema “Umat Islam Indonesia Menggugat RUU Haluan Ideologi Pancasila” yang disiarkan secara langsung oleh saluran YouTube milik FPI, Front TV, pada Senin malam, 8 Juni 2020. Habib Rizieq sendiri hingga saat ini masih berada di Mekah, Saudi Arabia.
“Menurut pendapat saya, sekali lagi menurut pendapat saya, ini agak sensitif, jangan sampai ada pihak lain ingin memfitnah dialog virtual Zoom kita sebagai dialog makar, pertemuan makar, rapat makar, karena itu saya katakan menurut pendapat saya, artinya saya bertanggung jawab secara pribadi baik berdasarkan hukum agama dan negara, bahwa jalan yang paling tepat untuk menghentikan kebangkitan PKI adalah makzulkan Jokowi dan bubarkan PDIP,” tegas Habib Rizieq.
Ketua Dewan Pembina GNPF Ulama itu menilai, Jokowi dan PDIP baik dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan maksud atau tanpa maksud, disadari atau tidak disadari, telah menjadi pintu gerbang emas bagi kebangkitan PKI.
Ia lalu mengibaratkan seperti badan sesorang yang penuh koreng karena darah yang tidak sehat. Menurut Habib Rizieq, tubuh yang penuh koreng tidak cukup hanya diobati dengan serbuk atau cairan yang dioleskan pada korengnya tetapi harus dilakukan cuci darah.
Pun demikian dengan negeri ini yang menurutnya penuh dengan ‘koreng’. Harus dilakukan penggantian darah. “Rezimnya itu yang harus diganti,” kata Habib.