Tak Mudah bagi Saudi Putuskan Pembatasan Ibadah Hai
Riyadh (SI Online) – Anggota Komite Kebudayaan dan Pariwisata Arab Saudi, Abdallah al-Sufyany, mengatakan bukan perkara mudah bagi Riyadh untuk memutuskan pembatasan ibadah haji.
Saudi membatasi jamaah haji untuk tahun ini hanya seribuan orang saja dan diperuntukkan bagi warganya dan warga negara asing yang telah berada di negara itu.
“Kami mengerti betul bahwa tidak mungkin untuk membatalkan sepenuhnya ibadah haji. Kami tidak dapat menghalangi semua Muslim dalam semalam untuk melakukan ritual yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam,” kata al-Sufyany dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik, Rabu (24/6/2020).
“Namun, akan sangat tidak bertanggung jawab untuk sepenuhnya mengabaikan langkah-langkah keamanan. Ya, keputusan itu tidak mudah, bahkan menyakitkan, tetapi di saat ini adalah satu-satunya cara untuk menjaga musim haji dalam kerangka normalnya dan tidak memprovokasi gelombang penyakit, baik di dalam dan di luar Saudi,” sambungnya.
Terkait dengan kecaman yang terus meningkat atas keputusan Riyadh tersebut, al-Sufyani menyatakan bahwa pemerintah tahu dengan baik dari mana hiruk-pikuk ini berasal.
“Seseorang seharusnya tidak mendengarkan mereka, banyak dari mereka dengan sengaja menyebarkan (gagasan) destruktif dan beberapa melakukan ini secara tidak sadar saat hidup dalam ilusi mereka sendiri, dan bukan di dunia nyata. Hal utama bagi kami adalah bahwa sebagian besar (Saudi) warga mendukung keputusan tersebut, dan perwakilan dunia Muslim telah memahami dan menerimanya,” sambungnya.
Selain pembatasan jumlah jamaah, Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga telah mengeluarkan sejumlan syarat yang harus dipenuhi oleh mereka yang ingin melaksanakan haji pada tahun ini.
Setidaknya ada tujuh syarat lain yang harus dipenuhi selain pembatasan jamaah. Syarat itu, pertama adalah semua jamaah akan menjalani pemeriksaan Covid-19 sebelum memasuki Makkah.
Kedua adalah hanya mereka yang berusia di bawah 65 yang akan diizinkan untuk melakukan haji tahun ini. Selanjutnya, semua jamaah akan diminta untuk mengkarantina diri setelah mereka menyelesaikan ritual haji.
“Semua pekerja dan relawan akan diuji sebelum ibadah haji dimulai. Status kesehatan semua peziarah akan dipantau setiap hari. Rumah sakit telah disiapkan untuk keadaan darurat yang terjadi selama prosesi haji dan Langkah-langkah jarak sosial akan ditegakkan,” kata Kementerian Haji dan Umrah Saudi.[]