Bertemu Sahabat Kakeknya, Anies Dipesani untuk Terus Tersenyum
Jakarta (SI Online) – Gubernur Anies Baswedan meresmikan Masjid As-Salam di Kompleks DKI, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat siang 25 Mei 2018.
Proses peresmian dilakukan usai shalat Jumat. Anies ditemani oleh Walikota Jakarta Barat Anas Efendi.
Bukan hanya meresmikan Masjid, rupanya ada momen haru dalam acara ini. Anies bertemu dengan seorang aktivis senior pergerakan Islam, sekaligus sahabat kakeknya, AR Baswedan, yakni Haji Ramlan Mardjoned.
Ramlan pernah menjadi sekretaris pribadi allahuyarham Mohammad Natsir, mantan Perdana Menteri RI sekaligus pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Selain berkiprah di DDII, Ramlah juga pernah menjadi pengurus pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI). Kini, Ramlan adalah anggota Dewan Pembina DDII.
Dalam pertemuan yang cukup haru itu, Anies dipesani oleh Ramlan untuk selalu tersenyum.
“Anies, tabassumuka fii wajhi akhiika shodaqoh. Senyummu di hadapan saudaramu adalah shadaqah. Kakekmu dahulu sering mengatakan hadits itu pada saya. Sekarang saya teruskan ke Anies,” pesan Ramlan sebagaimana ditulis Anies.
Mengenai pertemuannya dengan Ramlan, Anies menceritakan dalam akun facebook dan instagramnya, Jumat (25/05). Inilah kutipan selengkapnya:
“Pak, ada sahabat kakeknya Pak Anies menunggu di dalam,” begitu kata pengurus Masjid As-Salam di Joglo, Jakarta Barat. Tadi siang hadir jumatan dan peresmian renovasi total masjid itu.
Saya tanya pada pengurus itu, “Siapa namanya? dan dijawab, “Pak Ramlan Mardjoened, beliau salah satu pendiri Masjid ini.”
Begitu masuk Masjid, terlihat di bagian belakang sosok yang saya kenal sejak masa kecil dahulu, seorang aktivis, dai senior. Beliau nampak ceria dan cerah walau sudah terduduk di kursi. Saya menghampiri, kita berpelukan. Sudah lama sekali tidak berjumpa.
Saat Kakek wafat dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Pak Ramlan adalah orang yang sibuk mengatur semua urusan. Beliau dan istri sering bersama dengan Kakek-Nenek pada masa itu. Dua pasangan itu berbeda usia cukup jauh, tapi bersahabat dekat. Dan setiap lebaran, Pak Ramlan sekeluarga pasti ada di rumah Kakek-Nenek. Itu adalah masa-masa saya masih duduk di bangku SMA dan kuliah. Lama kami tidak berjumpa hingga terjadi momen tak terduga itu. Siang ini baru saya dengar, bahwa menjelang akhir hayatnya, kakek dua kali mengunjungi beliau dan sama-sama sholat di masjid ini.
Pak Ramlan sudah sulit utk berdiri. Saat akan pulang, saya mendekati dan bersalaman untuk pamit. Pak Ramlan memegang pundak saya dan berkata, “Anies, tabassumuka fii wajhi akhiika shodaqoh. Senyummu di hadapan saudaramu adalah shadaqah. Kakekmu dahulu sering mengatakan hadits itu pada saya. Sekarang saya teruskan ke Anies.”
Beliau melanjutkan, “Saya lihat Anies selalu senyum meski dicaci. Saya jadi ingat pada Kakek dan pada hadits yg sering Allahyarham katakan. Jadi, pesan saya, Anies terus senyum, ya, apapun yang dikatakan orang.” Begitu kira-kira pesannya. “Insyaallah, Pak,” jawab saya sambil beri senyum hormat pada beliau.
Sesudah itu kami berpisah. Sebuah siang yang mengikateratkan kembali silaturahim lintas generasi. Semoga beliau diberi kesehatan, dipanjangkan umurnya dan masjid yang dikelolanya ini jadi pengirim pahala tanpa henti padanya.
red: shodiq ramadhan