Beban Makin Berat, Warga Gaza Butuh Bantuan
Gaza (SI Online) – Ketua Asosiasi Pengusaha di Jalur Gaza, Ali Al Hayek, menyerukan kepada pemerintah Palestina, Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta lembaga-lembaga internasional dan lokal, untuk turun tangan segera dan menyediakan program bantuan darurat bagi ribuan keluarga dan pekerja Palestina, serta fasilitas dan pabrik sektor swasta, yang telah terkena dampak negatif dari wabah virus Corona di Jalur Gaza.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Selasa (8/9/2020), Al Hayek mengatakan bahwa ribuan orang di Jalur Gaza tidak akan mampu menanggung beban yang memakin berat dari pandemi Corona.
Beban tersebut antara lain; berlanjutnya blokade Israel, penutupan sebagian besar fasilitas ekonomi, pabrik dan pusat-pusat perdagangan, serta tidak adanya campur tangan yang kuat dan langsung dari lembaga internasional dan lembaga bantuan, terutama dengan pemberlakuan jam malam total dan penghentian aktivitas kerja, sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran virus.
“Penyebaran virus ini di di tengah-tengah warga berdampak pada semua aspek kehidupan di Jalur Gaza, melumpuhkan sektor perdangan dan industri, sektor kontraksi dan bisnis secara umum, serta menghentikan sekitar 95% dari pembangunan ekonomi, yang bisa dianggap tutup.” ungkap Al Hayek.
Ia menyatakan bahwa sekitar 2000 perusahaan industri menutup pintu mereka dari pekerjaan dengan dimulainya jam malam di Jalur Gaza, di samping ribuan perusahaan komersial lainnya yang berhenti beroperasi karena demi tindakan pencegahan.
“Awalnya, ada lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza yang hidup dalam kondisi sulit akibat blokade Israel. Kebanyakan dari mereka bergantung pada bantuan darurat, di antaranya lebih dari seperempat juta menganggur, 150 ribu lulusan universitas lainnya menganggur, dan 50 ribu orang berkebutuhan khusus. Ada 20 ribu anak yatim piatu, sekitar 13 ribu penderita kanker, dan ribuan penderita penyakit kronis. ” tandas Al Hayek.
red: adhila