Erdogan Sebut Muslim Eropa Hadapi Diskriminasi Sistematis
Ankara (SI Online) – Muslim Eropa menghadapi diskriminasi secara sistematis, serta hak dan kebebasan mereka dirampas.
Demikian diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat memperingati Perjanjian Perdamaian Dayton yang sudah berusia 25 tahun, Ahad (1/11/2020) lalu.
“Perlu ada upaya melawan sentimen anti-Muslim hari ini, seperti pertempuran yang dilakukan melawan anti-Semitisme setelah Holocaust,” ujar Presiden Erdogan, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (3/11/2020).
Pada peringatan 25 tahun Perjanjian Perdamaian Dayton, yang mengakhiri perang dan genosida di Bosnia dan Herzegovina pada 1 November 1995, Erdogan menyampaikan pesan dalam bentuk video.
“Genosida, yang terjadi 25 tahun lalu di Srebrenica, jantung Eropa, tercatat sebagai noda hitam pada sejarah umat manusia. Meski telah berlalu seperempat abad, insiden pembunuhan 8.372 saudara Bosnia secara brutal, terus melukai hati kita,” lanjut Erdogan.
“Pada kesempatan ini, saya sekali lagi memperingati para martir yang kita cintai dengan belas kasihan dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban genosida dan rakyat Bosnia yang berduka,” kata Erdogan.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa sayangnya “tuntutan keadilan oleh kerabat yang kehilangan orang yang mereka cintai selama genosida tidak dipenuhi sepenuhnya, dan sebagian besar pelaku tidak menerima hukuman yang layak.”
Erdogan juga menyinggung para politisi dan media Eropa yang bertindak secara tidak bertanggung jawab karena tidak mengambil tindakan yang diperlukan untuk genosida Srebrenica.