Canggih, Hamas Mampu Gunakan Drone Bawah Laut
Jakarta (SI Online) – Militer Israel (IDF) pada Senin 17 Mei 202 lalu merilis video yang menunjukkan kemampuan pejuang Palestina di Jalur Gaza menggunakan persenjataan drone bawah laut atau Unmanned Underwater Vehicle (UUV).
Drone diduga dimuati bahan peledak hingga 30 kilogram dengan sasaran rig di atas ladang gas alam di wilayah laut Israel.
Dalam video itu, IDF menunjukkan kemampuannya mendeteksi drone tersebut dan menghancurkannya tak lama setelah drone berada di air. IDF menyebut UUV itu berukuran cukup besar dan diangkut di atas mobil menuju lokasi peluncurannya. Ukuran UUV itu diperhitungkan bisa memuat bahan peledak hingga sebanyak 50 kilogram.
Baca juga: Senjata Makan Tuan, Iron Dome Israel Tembak Jatuh Drone Mereka Sendiri
Menurut IDF, UUV yang mereka hancurkan di perairan pantai di Gaza sebelah utara itu bukan satu-satunya yang dimiliki sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Kepala Staf Angkatan Laut Israel Mayor Jenderal Eli Sharvit menduga Hamas masih memiliki sejumlah senjata itu meski sebagian telah berhasil dihancurkan oleh pertahanan laut dan pantai Israel.
Lalu, dari mana UUV itu berasal?
Menurut pemberitaan media di Israel, UUV itu hasil modifikasi dari drone bawah laut komersial.
Seperti diketahui, UUV komersial diproduksi dan dijual di banyak negara. Kegunaannya adalah pemetaan bawah laut, termasuk jaringan pipa ataupun struktur dasar laut. UUV juga biasa digunakan saat survei kelautan, pemantauan lingkungan, dan misi peencarian dan penyelamatan.
Adapun UUV militer bisa untuk menanam ranjau di laut dalam, meluncurkan torpedo dan rudal, atau misi serangan bunuh diri. UUV Gaza dimaksudkan sebagai yang terakhir: senjata sekali pakai, meledak bersama muatannya.
Pemberitaan yang ada melaporkan UUV yang digunakan Hamas sepenuhnya robotik. Tapi itu sepertinya kurang tepat karena operator masih mengendalikannya dari pinggir pantai. Ini seperti yang ditunjukkan oleh video kedua IDF sepekan lalu yang menunjukkan sebuah mobil melaju meninggalkan lokasi peluncuran UUV pascaledakan.
Mobil dan orang di dalamnya akhirnya berakhir sama dengan UUV, dibom Israel karena dianggap ancaman.
Hamas diketahui telah membeli wahana nirawak, di udara maupun laut. Di antaranya adalah Drone Ababeel1, pertama digunakan di Gaza pada 2014. Drone ini buatan Mohamed Zouari, seorang perekayasa dirgantara dari Tunisia yang bekerja untuk Al-Qassam.
Zouari mengerjakan dan menguji drone itu di Sfax, Tunisia. Namun sang insinyur ahli drone dan UUV ini kemudian ditemukan terbunuh di dalam mobil, di depan rumahnya di Sfax pada 15 Desember 2016. Saat itu usia Zouari 49 tahun. [Tempo.co, Asiatimes.com]