RSI Gaza, Simbol Perjuangan untuk Kemerdekaan Palestina
Jakarta (SI Online) – Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) Farid Thalib tak menyangka pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, Palestina akhirnya bisa tercapai.
Farid bercerita, ide membuat rumah sakit datang dari almarhum dr Joserizal Jurnalis ketika hendak masuk Gaza sekitar tahun 2009 lalu. Saat itu, rombongan menuju Gaza sempat tertahan dua pekan di perbatasan karena sulitnya akses masuk.
“Saya bilang, bikin rumah sakit di daerah perang itu mimpi, jangankan bikin rumah sakit, kita mau masuk saja susah bahkan harus menunggu dua minggu dulu,” ujar Farid pada pengajian Ahad pagi Majelis Al Barkah As-Syafi’iyah di Tebet, Jakarta Selatan, Ahad lalu (6/6/2021).
Untuk diketahui, sebelum keberangkatan relawan ke Gaza, sejumlah ulama dan tokoh berkumpul di Masjid Al Barkah As Syafiiyah untuk melakukan konferensi pers menyikapi serangan penjajah Israel ke Gaza. Dalam konferesi pers tersebut, dr Joserizal dari MER-C turut hadir di acara yang digagas Forum Umat Islam (FUI) itu.
Baca juga: Gandeng KISDI, As Syafiiyah Salurkan Bantuan untuk Palestina Melalui MER-C
Setelah melewati proses panjang, rombongan relawan dari Indonesia saat itu akhirnya bisa masuk ke Gaza, yang kebetulan masih dalam kondisi perang.
Di Gaza, rombongan bisa bertemu dengan Menteri Kesehatan Palestina. Gagasan membuat rumah sakit pun mulai ada titik terang, saat itu perwakilan relawan mendapatkan amanah wakaf tanah dari Pemerintah Palestina di Gaza.
“Saat bertemu Menkes Palestina kita buat MOU tentang pembangunan rumah sakit,” ujar Farid.
Relawan Indonesia yang datang ke sana juga membawa bantuan untuk korban agresi yang ketika itu berlangsung selama 22 hari. Bantuan dibagi dua, sebagian untuk obat-obatan, logistik dan ambulan. Sisanya untuk pembangunan rumah sakit.
Setelah mendapatkan wakaf tanah dan MOU, masalah berikutnya adalah pendanaan. Farid kembali cerita, ketika itu ia merasa tidak yakin mampu mengumpulkan dana dengan jumlah besar untuk pembangunan rumah sakit.
“Tapi kata dokter Jose, jangan khawatir karena kita akan ‘bertransaksi’ dengan Allah. Kita harus berusaha semampunya, sisanya serahkan kepada Allah,” tuturnya.
Baca juga: Dipimpin Kiai Rasyid, Jamaah As Syafiiyah Doakan Pejuang Kemanusiaan Dokter Joserizal
Akhirnya dengan kesabaran dan semangat tinggi, tahap demi tahap proses pembangunan dilakukan. “Uang yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia sebagian besar adalah uang receh, ada yang nyumbang 20 ribu, 50 ribu dan seterusnya. Banyak masyarakat dari kalangan menengah ke bawah yang berkontribusi,” ungkapnya.