Pengusaha dan Kamar Dagang Afghanistan Desak AS Cairkan Dana yang Dibekukan
Kabul (SI Online) – Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan (ACCI), Pengusaha Swasta dan lembaga lainnya telah meminta Amerika Serikat dan komunitas internasional untuk mencairkan aset negara yang dibekukan agar bisnis kembali normal.
Amerika membekukan hampir $9,5 miliar (Rp137 Trilyun) aset milik bank sentral Afghanistan dan menghentikan pengiriman uang tunai ke negara itu pada 18 Agustus. Menurut ACCI, setidaknya $3 miliar dari total ini milik sektor swasta.
Sementara itu, sektor swasta telah memperingatkan bahwa Afghanistan dapat menghadapi keruntuhan ekonomi dan krisis kemanusiaan jika uang tidak segera dikeluarkan.
“Semua akun pedagang kami telah diblokir dan mereka tidak dapat mengirim uang,” kata Younas Mohmand, Wakil Kepala ACCI, seperti dilansir Ariana News, Senin (13/09).
Federasi Kamar Afghanistan mengatakan tidak ada bank di Afghanistan yang dapat mentransfer uang secara internasional, yang telah menyebabkan krisis.
“Apa pun kondisi yang mereka (AS) miliki mengenai uang yang dibekukan, kami siap memberikan dokumentasi dan membuktikan bahwa uang itu milik anggota kami,” kata Khan Jan Alokozay, wakil kepala federasi.
Sementara itu, pejabat dari Kamar Pertambangan dan Perindustrian mengatakan bahwa mereka mengalami masalah serius dalam hal pengiriman uang ke luar negeri.
“Berdasarkan prinsip-prinsip internasional, pemerintahan boleh berganti, tetapi uang sipil tidak boleh dibekukan. Pesan kami kepada dunia adalah bahwa krisis sedang dihadapi Afghanistan. Musim dingin akan datang,” kata Sherbaz Kaminzada, Kepala Kamar Dagang Afghanistan.
Di sisi lain, Asosiasi Penukar Uang (Money Changer) dan bank swasta mengatakan telah terjadi penurunan serius dalam ekonomi menyusul pembekuan uang Afghanistan.
“Uang Afghanistan dibekukan di mana-mana; itu harus dicairkan sesegera mungkin,” kata Khan Mohammad Sarfaraz, anggota Asosiasi Penukar Uang.