Liberalisme Suburkan Penghinaan terhadap Ulama
Penghinaan terhadap ulama terus terjadi. Kasus seperti ini tak asing lagi kita dengar di negeri kita yang mayoritas muslim ini. Aneh tapi nyata, ulama yang seharusnya dihargai keberadaannya tapi seringkali menjadi korban penghinaan ataupun korban teror.
Viral di media sosial cuplikan video komika McDanny yang diduga menghina Imam Besar Habib Rizieq Syihab (HRS).
Dalam video itu terlihat McDanny sedang membawakan sebuah acara yang diiringi oleh alunan musik dari DJ perempuan. McDanny kemudian melontarkan pernyataan saat musik berhenti sejenak.
“F**k Habib Rizieq,” kata pria yang bernama Dani Jaya Wardhana itu sambil tertawa. Viralnya video tersebut turut diiringi dengan Tagar #TangkapMcDanny yang populer di Twitter.
Pengacara HRS, Sugito Atmo Prawiro mengatakan pihaknya membuka kemungkinan untuk melaporkan McDanny ke polisi usai video itu beredar viral. (CNNIndonesia.com, 17/10/2021).
Paham liberalisme dalam sistem kapitalisme memberikan ruang tersendiri bagi para penista agama atau ulama untuk melancarkan serangan-serangannya. Bahkan kasus seperti ini terjadi berkali-kali di negeri ini.
Komika dan stand up comedy menjadi medium terbaru penghinaan terhadap islam dan ulama. Dan tentunya ini akan terjadi lagi dan lagi jika tidak aturan yang tegas dalam menangani kasus seperti ini. Sungguh disayangkan negeri dengan jumlah umat muslim terbanyak, malah ajarannya sering jadi bahan olok-olokan oknum kalangan tertentu.
Istihza’ (mengolok-olok menjadikan bahan tertawaan) dilarang islam. Sedangkan penyebaran syiar Islam justru malah dihambat. Ironinya istihza makin subur, tapi di sisi lain penyebaran syiar Islam malah seringnya dihalang-halangi dengan stigma berbagai bentuk dan cara. Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kebebasan tidaklah milik semua kalangan, khususnya umat Islam.
Al Alusi mengatakan, “Istihza’, artinya merendahkan dan mengolok-olok. Al Ghazali menyebutkan makna istihza’, yaitu merendahkan, menghinakan dan menyebutkan aib dan kekurangan, supaya orang lain mentertawainya; bisa jadi dengan perkataan, dan bisa dengan perbuatan dan isyarat.”
Mengolok-olok dan memandang rendah ahli Ilmu dan orang shalih, termasuk sifat orang kafir dan salah satu cabang kemunafikan. Sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat, diantaranya yaitu: