AKIDAHRESONANSI

Fenomena Spirit Doll, Bahaya Mengikis Akidah

Kepercayaan kepada hal-hal berbau mistis dan magis, nyatanya masih dipercaya dan menarik bagi masyarakat di era modern. Secara tabiat, manusia diciptakan memiliki sebuah naluri/ kecenderungan spiritual untuk mengkultuskan, menyembah, dan menyucikan sesuatu hal yang dinilai lebih dari dirinya.

Dari zaman dahulu, kepercayaan berbau mistis atau praktik klenik di setiap daerah pada suatu negara memang sudah ada hingga saat ini. Namun semakin berkembangnya zaman, benda-benda klenik seperti jimat, keris, tulisan Arab Melayu, batu-batu, berevolusi menjadi “jimat” modern yang lebih tren dan kekinian.

Beberapa waktu lalu, dunia maya diramaikan dengan pemberitaan sejumlah selebriti yang mengadopsi spirit doll. Kalau masyarakat Jawa pada saat itu menamainya jenglot atau jelankung untuk memanggil arwah, sekarang kemasannya kebarat-baratan berubah nama menjadi spirit doll. Spirit doll atau yang dikenal dengan boneka arwah ini berisih roh atau arwah orang yang sudah meninggal (dibaca jin).

Baca juga: Fenomena Boneka Arwah, Ketua MUI: Kalau Disembah Musyrik, Dijadikan Teman Berarti Berteman dengan Jin

Orang yang mengadopsinya mempercayai spirit doll ini bukan boneka biasa, melainkan bayi hidup. Sehingga, mereka memperlakukannya layaknya bayi manusia, harus memberikan perhatian ekstra seperti, memberinya makanan, minuman, menampakkan kasih sayang kepadanya, mengajaknya ngobrol, bahkan diberikan fasilitas pula. Spirit doll ini diyakini banyak memberikan manfaat, seperti yang diakui oleh beberapa orang yang mengadopsinya seolah mendapat keberuntungan, mengusir rasa kesepian, mendapatkan rasa tenang, mendatangkan rezeki dan juga menyelamatkan dari mara bahaya. Maka boneka arwah atau spirit doll ini sama halnnya dengan berhala namun dikemas secara modern.

Sebagai seorang muslim, kita harus menyikapnya dengan jelas dan benar karena ini bukan perkara remeh. Dalam Islam, hukum mempunyai boneka itu boleh, karena memang untuk sekadar mainan anak-anak perempuan. Dalam sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah, Rasulullah bersabda: “Aku dahulu pernah bermain boneka di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Aku memiliki beberapa sahabat yang biasa bermain bersamaku. Ketika Rasulullah Saw masuk ke dalam rumah, mereka pun bersembunyi dari beliau. Lalu beliau menyerahkan mainan padaku satu demi satu lantas mereka pun bermain bersamaku.” (HR. Bukhari No. 6130).

Namun dalam konteks spirit doll, boneka yang digunakan sudah menyerupai berhala, karena pemiliknya mempercayai bahwa boneka tersebut dapat berkomunikasi lewat telepati, bahkan mengingatkan pemiliknya ketika ada yang ingin berbuat jahat. Sehingga, akal sehat seakan lepas dari jasad dengan anggapan mereka bahwa ini adalah bayi sungguhan yang dapat menjaganya. Bahayanya lagi, ketika tren ini terus bergulir di tengah tengah umat dan semakin marak, menandakan terjadi kemunduran pola berpikir di zaman modern.

Mengadopsi boneka arwah atau spirit doll ini merupakan awal petaka besar bagi kaum muslimin, sebab melakukan kesyirikan secara terang-terangan. Sungguh, kita ketahui bersama bahwa syirik adalah dosa besar yang amat dibenci dan tidak akan diampuni,

Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button