Ubedilah Badrun, Dosen UNJ dan Mantan Aktivis ’98
Jakarta (SI Online) – Nama Ubedilah Badrun menjadi sorotan setelah melaporkan dua anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Januari lalu.
Ubedilah melaporkan keduanya atas tuduhan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) terkait relasi bisnis dengan perusahaan yang diduga terlibat pembakaran hutan.
Ubedilah mengatakan alasan pelaporan itu dia lakukan sebagai semangat pemberantasan korupsi. “Sebagai bagian dari sejarah 98, saya menolak praktik KKN kembali bermunculan,” kata dosen kelahiran 15 Maret 1972 ini pada Senin, 10 Januari 2022, seperti dilansir Tempo.co.
Lantas, siapa sosok Ubedilah yang melaporkan Gibran dan Kaesang?
Ubedilah adalah seorang dosen (ASN) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dikenal juga sebagai aktivis, Ubedilah membidani lahirnya Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) yang merupakan organisasi dalam pergerakan reformasi 1998. Pada 1997, dia pernah memimpin demonstrasi menolak pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden.
Di dunia organisasi mahasiswa ekstra kampus, Ubedillah pernah aktif di HMI MPO sebagai Ketua Umum HMI MPO Cabang Jakarta tahun 1997-1998 dan Ketua Umum HMI MPO Badan Koordinasi (Badko) Jawa bagian barat tahun 1998-1999.
Waktu kuliah, Ubedillah pernah terpilih sebagai mahasiswa berprestasi utama (I) IKIP Jakarta tahun 1995 dan memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pada Oktober tahun lalu, Ubedilah yang juga merupakan Anggota Presidium Aliansi Dosen Universitas Negeri Jakarta pernah menentang pemberian gelar doktor honoris causa kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Badan Usaha Milik Negera Erick Thohir. Ubedilah kala itu menduga rencana pemberian gelar doktor honoris causa dilakukan karena ada kepentingan pragmatis serta instrumen transaksional dengan penguasa.
Lulusan program Pascasarjana Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) ini, bahkan pernah dimintai oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi tim fit and proper test untuk pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2019. Kala itu kursi wakil gubernur kosong pasca mundurnya Sandiaga Salahuddin Uno yang maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Sebelum mengajar di UNJ, Ubedillah pernah menjadi tenaga pengajar Labschool Jakarta dan menjadi Vice Principal di Tokyo Indonesian School. Di Jepang aktif mengikuti seminar Japan Education Forum (JEF II) tahun 2005 dan Japan Education Forum (JEF III) tahun 2006.
Di UNJ, Ubedillah mengajar mata kuliah Sosiologi Politik pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Ia juga terpilih sebagai Ketua Asosiasi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropoligi se-Indonesia (APPSANTI) periode 2018-2020.
red: farah abdillah/dbs