Felix Sebut Promosi Holywings Narasinya Desakralisasi Agama
Jakarta (SI Online) – Dai muda kondang, Felix Siauw, menyebut bila promosi minuman keras dengan menistakan agama yang dilakukan Holywings dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Felix bahkan menyebut di balik promosi Holywings itu terdapat narasi deskralisasi agama.
“Dalam peribahasa Arab itu ada istilah ‘khalif tu’raf’, atau kata orang Arab kencingi air Zam Zam pasti kamu terkenal. Kalau kita mau terkenal, selisihilah kebiasaan,” kata Felix saat tampil dalam diskusi “Catatan Demokrasi” di stasiun televisi tvOne, yang dikutip Rabu, 29 Juni 2022.
Dengan prinsip pemasaran yang seperti itu, kata Felix, semakin besar kadar penyelisihan seseorang maka semakin besar kontroversi yang didapatkan. Dalam dunia pemasaran hal itu disebut akan menarik “interest.”
Dalam kasus Holywings dengan jualan minuman keras, maka yang dicari adalah pihak yang paling berseberangan agar menimbulkan kontroversi sehingga materi promosi akan berhasil. Pihak itu adalah muslim, sebab orang Islam diharamkan meminum miras.
“Di Islam, simbol yang paling kuat adalah Nabi Muhammad, nggak mungkin muslim nggak hormat pada Nabi Muhammad. Maka dipilihlah nama Muhammad,” kata Felix.
Namun, jika hanya nama Muhammad, lanjut Felix, hal itu akan dengan mudah ketahuan. Maka dicarilah nama lain yang juga akan menimbulkan kontroversi yang besar, dicarilah nama yang dihormati di kalangan Kristen, yaitu Maria. Bahkan Maria atau Maryam juga dihormati di kalangan muslim.
“Ketika ini ada di meja orang yang bahas, ini pasti gol. Nggak mungkin nggak menimbulkan kontroversi. Ini atensinya dapat, interest-nya dapat. Tinggal di-convert ke action atau langkah-langkah lain,” jelasnya.
Terkait keyakinan bila promosi Holywings terstruktur, Felix mengaku khawatir bila pihak Holywings sudah mengarahkan bahwa mereka ingin berhadapan dengan sesuatu yang bersifat arusutama (mainstream). Sebab mereka menjual barang yang bukan mainstream alias berlawanan dengan agama. Sehingga muncul promosi yang menistakan agama.
Felix menyebut hal itu sebagai puncak gunung es yang besar. “Di bawah gunung es itu terdapat narasi desakralisasi agama dan monsterisasi agama,” ungkap dia.
Felix menjelaskan, di dunia barat, agama sudah menjadi bahan perisakan. Merisak, mengolok-olok agama disebut sebagai tindakan ‘keren’, modern dan intelektual. “Semakin berani menyinggung agama, semakin hebat,” kata dia.
Dengan menggunakan cara berpikir Barat ini, lanjut Felix, sejatinya promosi yang dilakukan Holywings sudah mendapatkan hasil. Mereka menjadi terkenal. Jika tidak ada yang bicara, kata Felix, pasti akan dilanjutkan lagi.