Beramal Secara Ihsan
Setiap manusia yang terlahir di dunia akan mengalami fase perkembangan kehidupan yang sama. Mulai dari bayi, anak-anak. remaja, dewasa dan masa tua hingga ajal menjemputnya. Lantas setelah terkubur di bawah tanah pusara, apakah kehidupan manusia berakhir begitu saja?
Dalam akidah Islam tentu saja tidak. Setelah kematian adalah awal kehidupan yang sebenarnya. Amal-amal perbuatan manusia baik yang zahir maupun tersembunyi dalam kalbu akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Tak ada yang terlewatkan walau hanya sebesar dzarrah. Amal-amal tersebut pun akan dinampakkan oleh Allah sebagai balasan yang sempurna dari-Nya.
Dengan tuntunan akidah ini, harusnya menumbuhkan kesadaran manusia bahwa kehidupan di dunia ini dengan segala kenikmatannya adalah ujian dari Allah SWT. Harus difokuskan untuk mengumpulkan sebanyak banyaknya amal yang ihsan. Maksudnya melakukan amal yang baik dalam pandangan Allah SWT agar diterima olehNya. Kerugian besar bagi manusia jika amal-amalnya sia-sia dan tertolak. Sesuai dengan firmanNya :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk ayat 2).
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. Al Kahfi ayat 7).
Syarat Ihsanul ‘Amal
Menurut Imam Fudhail bin Iyadh, amal yang diterima Allah SWT haruslah memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan showab (benar). Ikhlas maksudnya mengerjakan amal semata-mata karena Allah dan mengharap balasan hanya dariNya. Allah SWT berfirman :
وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama. (QS. Al Bayyinah ayat 5).