Harapan untuk Keselamatan
Sepak terjang di akhir jabatanmu mengundang tanda tanya besar bagi kami yang menyayangi negeri ini.
Kepanikan dan rasa sesak di dada membuat tindakanmu kehilangan “kesopanan”, yang seharusnya menggambarkan kedudukanmu sebagai “pembesar” di negeri ini.
Rasa malu seolah hilang dari hatimu, sehingga kehormatan diri terrenggut karenanya.
Pengabdi rakyat tidak segan untuk melontarkan kecamannya padamu, yang seharusnya disimpan jauh di lubuk hati mereka yang paling dalam.
Tapi, suara lantang yang bertanya, menasihati, mengecam, tidak lagi membawa arti bagimu. Bak kereta cepat melaju menuju tujuan, begitu pula sikapmu wahai paduka.
Langkahmu terbaca, tujuanmu jelas, harapan kami kau sanggah, pilihan kami kau halangi. Apakah karena Allah telah menunjukkan kekuasaanNya?
Rakyatmu telah menerima kebaikan Tuhan, sehingga terbaca dosa yang terbuat di negeri ini. Dari Sambo hingga Plate, pasti menggetarkan hatimu.
Apakah sepak terjangmu berpunca dari sana? Atau mungkin kehebatanmu sebagai “pesulap” yang mempesonakan kami untuk menerima mukjizat dari kartu-kartumu? Wallahu’alam…
Konon kabar kau mencari “keselamatan” dari bayang-bayangmu, yang makin hari makin menghantui.
Penyelataman diri menjadi tujuanmu. Tidakkah kau merasakan perbuatan yang mengejar nasibmu?
Hanya Allah yang menjadi harapan keselamatan, atau… masih adakah harapan untuk keselamatan?
Rino A. Sa’danoer
Sentul City, 2 Juni 2023