Anies dan Kekuatan Aliansi Rakyat
Crooked koalisi menjegal Anies. Bukan main-main! Alang kepalang dihadapkan keroyokan tiga kekuatan raksasa: eks partai oligarki, kelompok oligarki konglomerasi korporasi dan rezim penguasa sendiri. Dan ketiganya bekerja secara sistematis tengah membunuh dan mematikan ruang demokratisasi yang pengap dan gelap tanpa celah:
Eks partai oligarki membungkam ruang politik aspirasi publik di parlemen DPR, berikut MA, MK dan KPK menjadi senjata dan alat hukum politiknya mendisfungsi perannya hingga mati kutu tak berkutik seluruhnya edi bawah kendali dan komando Istana;
Sementara, “biang kerok” kelompok oligarki konglomerasi korporasi terus tanpa henti menebar rupiah bibit-bibit haram duit sogokan kepada mereka, menyemaikan konspirasi menyuburkan korupsi;
Dan sudah pasti rezim penguasa tiran “mendalangi permainan politik otoritarianismenya ” bagi keberlanjutan cengkeraman kuku-kuku tajam kekuasaan tiraninya kepada rakyat yang kini sudah dianggap sebagai lawan politiknya:
Yang paling up to date dan sudah terang-terangan terbuka dilakukan oleh Jokowi tanpa rasa malu: jelas terhina dan ternista, — karena itu bertentangan dengan sumpah jabatan Presidennya sebagai bagian dari pelanggaran konstitusi tertinggi —adalah upaya cawe-cawe keberpihakan Jokowi kepada eks partai oligarki untuk merampas dan memaksakan egoisme kehendak memenangkan Pemilu/Pilpres 2024 kepada hereditas, koloni dan boneka kekuasaannya.
Lantas, mampukah Anies dan KPP melawannya memanfaatkan momentum transisi nyaris di ruang hampa demokrasi itu merebut “pergantian kepemimpinan” di Pilpres 2024?
Seraya dihadapkan dengan segala cara arogansi politiknya yang licik, curang dan keji dari lawannya itu?
Termasuk, dimulai upaya cawe-cawe adanya Polisi dan TNI RW sebagai simbol menandai adanya kooptasi kekuatan atas nama keamanan dan ketahanan padahal menjadi kepanjangan tangan rezim tiran otoritarian yang boleh jadi diduga bakal memfasilitasi “keamanan” kecurangan itu melengkapi rekayasa infrastruktur kecurangan yang diduga bakal dilakukan oleh KPU dan Bawaslu yang jelas sebagai kepanjangan tangan politik pemerintah juga?
Untungnya bacapres Anies Rasyid Baswedan, adalah bukan dari bagian mereka, beliau bagian dari kekuatan aliansi rakyat, seperti juga partai Nasdem yang telah membelotnya mengusungnya, kemudian bergabung dengan partai aliansi oposisi, PD dan PKS.
Ini hebatnya simbol kemurnian dan keaslian kekuatan aliansi rakyat: kemunculannya “bak gelombang tsunami” mendulum inisiasi kehendak, partisipasi kemandirian dan kesukarelaan komunitas politik tanpa pamrih dan kepentingan “vested interested” dengan hanya satu tujuan:
Perubahan inklusif mengupas dan menguliti ketidakbenaran dan ketidakadilan yang tengah merongrong jalannya mekanisme pemerintahan negara:
Menggenangi dan membanjirinya dengan seluruh aspirasi rakyat yang kelak berbuah menjadi noise level vote getter yang akan memenangkan Anies dan KPP di Pilpres 2024.