Preferensi Gatot Nurmantyo sebagai Bacawapres Mumpuni Anies
Sebenarnya sudah bukan masalah substantif lagi siapa yang bakal dipilih sebagai bacawapres pendamping Anies ketika Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP) sudah bersepakat bulat bahwa hal itu penetuannya sebagai hak prerogatif Anies.
Adanya Tim Kecil pun itu hanyalah tim representatif KPP yang bersifat teknis hanya membantu mengolektivitas preferensi-preferensi dan data-data, serta rekam-rekam jejaknya terkait kapabilitas dan kompetensi serta memenuhi kriteria persyaratan seorang bacawapres Anies.
Sehingga kemudian yang dipilih oleh Anies di luar KPP pun seharusnya tidak mengundang masalah baru dan signifikan lagi, bukan?
Lantas, siapa Wapres mumpuni yang akan mendampingi Anies yang masih menjadi misteri dan teka-teki?: AHYkah? Yeni Wahidkah? Bahkan, Jenderal Gatot Nurmantyokah? Ada rumor juga namanya akan di-publish atau diumumkan secara resmi setelah kepulangan Anies dari ibadah haji?
Secara meyakinkan 100% sudah tak diragukan lagi sesungguhnya Anieslah yang masih menjadi magnet daya tarik utama pilihan rakyat untuk memenangkan Pilpres 2024.
Maka, akan disepakati dipilihnya siapa sosok Wapres kelak di satu sisi harus mampu memberikan kontribusi bagi suara pertambahan dan perbanyakan pemenangan Anies.
Di sisi lain, Wapres sesuai jabatan secara efektif dan fungsional harus mampu membantu dan melengkapi tugas-tugas Presiden nanti.
Yang tepat menurut analisis penulis yang secara geniune mampu melampaui persyaratan kedua kepentingan itu pilihannya, adalah Jenderal Gatot Nurmantyo, jenderal berbintang empat mantan Panglima TNI.
Apakah prereferensi alasan-alasan yang dimiliki Jenderal Gatot Nurmantyo ini atas kemampuan mumpuni fungsionalnya?
Sekaligus, demi untuk pencapaian tujuan maksimal bagi “kepentingan-kepentingan” yang sungguh-sungguh “darurat dan mendesak” diperlukan oleh negara dan bangsa besar yang seharusnya sangat kaya untuk semakin meng kinclongkan asa mensejahterakan rakyatnya?
Pertama, bagi pertambahan dan perbanyakan suara pemenangan Anies, Jenderal Gatot Nurmantyo itu lebih secara independen, demokratis, populis, merata, setara dan lebih mudah diterima oleh semua pihak dan komandemen demografi wilayahnya, terlebih dan terutama di seluruh kalangan umat Islam: melalui ulamanya, kiai dan habaibnya, seluruh organisasi-organisasi massa Islam, bahkan partai-partai politik Islamnya sekalipun.
Bahkan, selama ini sebagai salah satu pimpinan kolektif ormas KAMI wawasan berpikirnya mengedepankan anti SARA, anti diskriminasi dan anti kriminalisasi atau kejahatan kemanusiaan HAM akan lebih luwes mengimplementasikan perasaan toleransi dan deradikalisasi akan lebih banyak dan mudah diterima oleh kalangan umat agama dan minoritas masyarakat lain memupuk persatuan dan kesatuan: