Pemimpin dan Dunia Islam Penentu Nasib Palestina
“Di antara orang-orang yang beriman itu, ada yang bersikap benar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah (untuk berjuang membela Islam); maka di antara mereka ada yang telah selesai menjalankan janjinya itu (lalu gugur syahid), dan di antaranya ada yang menunggu giliran; dan mereka pula tidak mengubah (apa yang mereka janjikan itu) sedikitpun.” (QS. al-Ahzab: 23)
Hari ini kita telah berada di dalam bulan Rajab. Bulan yang amat sinonim dengan bumi barakah Palestina, khususnya Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsha, tapak mikraj baginda Nabi Saw. Tanah pendaratan tiba kefardhuan salat lima waktu di bumi. Kefardhuan yang dijemput Khusus dalam peristiwa Isra’ dan Mikraj mukjizat agung Baginda Nabi Saw.
Memasuki 2024 pula, hingga hari ini, ketika ini setelah lebih kurang 112 hari gerakan Taufan Al Aqsha bermula, kita masih disajikan dengan berita dan perkhabaran derita saudara kita di Palestina oleh kekejaman rezim Zionis terkutuk.
Kita dapat saksikan semuanya dari berbagai saluran media televisen, radio, akhbar ataupun tontonan di media sosial yang begitu menyayat dan mengiris hati kita. Kenapa tidak, di era modern yang konon katanya penjajahan di atas muka bumi telah dihapuskan, namun ternyata kaum Zionis masih bebas berleluasa seenak perutnya menjajah bumi Palestina dan menindas rakyatnya.
Bahkan serangan demi serangan terus dilancarkan kepada rakyat yang tidak berdosa. Ribuan nyawa rakyat Palestina telah dan akan terus menjadi korban kekejian dan kebiadaban rezim Zionis laknatullah. Tidak pasti bila akan dinoktahkan.
Sebagai umat Islam dan warga dunia yang prihatin sudah tentu kita tidak akan pernah surut untuk mencintai dan membela nasib Palestina dan penduduknya. Kita juga tidak akan pernah berhenti bercakap tentang Palestina. Kita juga tidak akan mengurangi nilai solidaritas kita untuk bumi bertuah ini. Karena Palestina bukanlah negeri biasa.
Palestina adalah tanah dan negeri yang Istimewa. Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di lubuk hati setiap mukmin. Ia menyatu tidak dapat dipisahkan dalam jiwa setiap muslim dan para pencinta kedamaian dan keadilan.
Bravo kita sampaikan buat seluruh warga dunia, Khususnya Afrika Selatan yang telah berjaya mengheret penjenayah Israel, rezim zionis, Natanyahu serta pendukungnya ke meja pengadilan Mahkamah Keadilan Internasional (ICJ).
Kita berharap para pemimpin dan dunia Islam Khususnya, termasuk Indonesia akan terus bertindak dan memberi dukungan yang sesungguhnya kepada usaha inisiatif murni Afrika Selatan agar rezim Israel dan semua penjenayah yang bersekongkol dengannya tidak terlepas begitu saja atas dosa kekejaman serta agenda genosida terhadap rakyat Palestina yang mereka lakukan.
Mengapa Membela dan Mencintai Palestina?
Terdapat banyak sebab mengapa kita harus mencintai dan membela Palestina. Terutama bagi kita yang mengaku sebagai seorang muslim, pencinta kedamaian dan solidaritas serta menjunjung tinggi hak asasi kemanusiaan. Berikut ini adalah sepuluh sebab diantaranya:
Pertama, karena di bumi Palestina berdiri kokoh Masjid al-Aqsha, masjid monumental simbol ke agungan Islam, masjid tertua di dunia setelah Masjid al-Haram. Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam as, empat puluh tahun setelah beliau membangun Masjid al-Haram.