SIRAH NABAWIYAH

Pelajaran dari Perang Khandaq

Peristiwa Khandaq atau Ahzab bukan merupakan peperangan yang menimbulkan kerugian, melainkan perang urat syaraf. Tidak terjadi pertempuran sengit yang menimbulkan korban jiwa. Dalam catatan sejarah Islam, peristiwa

Khandaq ini merupakan peperangan yang menegangkan, yang berakhir dengan penghinaan di pihak kaum kafir Quraisy.

Peristiwa Khandaq ini memberikan kesan bahwa kekuatan yang besar apa pun tidak akan sanggup melumatkan kekuatan yang lebih kecil. Dalam perang urat syaraf ini Rasulullah Saw berdoa untuk kelemahan pasukan musuh.

“Ya Allah yang menurunkan Al-Kitab dan yang cepat hisab-Nya, kalahkanlah pasukan musuh. Ya Allah, kalahkanlah dan guncangkanlah mereka.”

Bersekutu Menyerang Madinah

Peristiwa perang Khandaq ini terjadi bulan Syawwal pada tahun ke-5 H. Kaum kafir Quraisy mengepung Rasullah Saw dan kaum Muslimin selama satu bulan penuh. Permulaan pengepungan pada bulan Syawwal dan berakhir pada bulan Dzul Qaidah. Rasulullah Saw kembali dari Khandaq pada hari Rabu sepekan sebelum habis bulan Dzul Qaidah.

Peristiwa Khandaq ini bermula setahun setelah peristiwa perang Uhud. Beberapa pemimpin Yahudi dari Bani Nadzir berangkat ke Makkah melakukan penggalangan kekuatan (membangun sekutu) dengan kaum kafir Quraisy untuk menghancurkan kaum Muslimin di Madinah. Terbangun sekutu dari Bani Ghathafan, Bani Sulaim, Kinanah, penduduk Tihamah dan Al-Ahabisy. Mereka menggelar pertemuan di Marru Dzahran sekitar 40 km dari Makkah untuk melakukan serangan secara besar-besaran.

Sementara itu, kaum Yahudi dari Bani Quraidzah yang tinggal di dalam Madinah akan melakukan penyerangan dari dalam Madinah, yaitu dari belakang barisan kaum Muslimin. Dengan cara seperti itu pasukan musuh memprediksi umat Islam akan terjepit dari dua arah.

Rencana kotor dan jahat tersebut terdengar oleh kaum Muslimin di Madinah. Kemudian Rasulullah Saw mengajak para sahabat bermusyawarah. Karena mengingat kekuatan musuh terbilang sangat besar, yaitu mencapai 10 ribu orang, membawa 300 ekor kuda dan 1500 ekor unta. Sementara jumlah kaum Muslimin mencapai 3000 personel.

Strategi Parit Pertahanan

Mengetahui rencana kotor dan jahat dari kaum kafirin yang hendak mengepung kaum Muslimin dari luar Madinah dan menyerang dari dalam Madinah maka Rasulullah Saw dan para sahabatanya mengadakan musyawarah.

Dalam musyawarah tersebut, Salman Al-Farisi menyampaikan sebuah ide cemerlang. Ia mengusulkan agar kaum Muslimin menggali parit di wilayah utara Madinah untuk menghubungkan antara kedua ujung Harrah Waqim dan Harrah Al-Wabrah. Daerah ini satu-satunya yang terbuka di hadapan pasukan musuh.

Dalam hal ini, sahabat Salman Al-Farisi mengatakan, “Wahai Rasulullah, dahulu jika kami orang-orang Persi sedang dikepung musuh, maka kami membuat parit di sekitar kami.” Inilah ide cemerlang yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh bangsa Arab.

Di sisi lainnya, seperti benteng yang bangunannya saling berdekatan dan dipenuhi banyak pohon kurma, dikelilingi perkampungan kecil yang menyulitkan unta dan pejalan kaki melewatinya. Parit yang digali oleh kaum Muslimin tersebut membentang dari utara sampai selatan Madinah.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button