#Pilkada Serentak 2024OASE

Memilih Pemimpin yang Amanah dan Adil

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) tinggal menghitung hari. Melalui pilkada diharapkan terpilih pemimpin yang amanah dan mampu membawa perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik. Hal itu dapat terwujud manakala masyarakat cerdas dalam memilih pemimpin daerah.

Masyarakat tidak boleh asal memilih pemimpin daerah. Asal memilih pemimpin dapat berakibat penyesalan lima tahun ke depan. Karena pemimpin itu penting, bukan yang penting pemimpin. Jika pemimpin penting maka masyarakat harus selektif memilih pemimpin.

Pilihlah pemimpin yang amanah dan adil. Pemimpin harus amanah, adil dan tidak boleh mengikuti hawa nafsu (zalim). Berlaku adil itu tidak mungkin dapat dilakukan kecuali dengan ilmu pengetahuaan tentang wajib (paham agama), pengetahuan tentang realita (cerdas), dan kemampuan menegakkan yang haq (berani).

Sebaliknya, pemimpin yang tidak amanah dan tidak adil akan mengikuti hawa nafsu, seperti lebih condong kepada seseorang karena adanya hubungan kekeluargaan, hubungan persahabatan, rasa cinta atau rasa tidak suka kepada yang lain yang tidak mendukungnya.

Agar masyarakat tidak salah dalam memilih pemimpin, berikut penulis sajikan karakter pemimpin yang amanah dan layak dipilih karena akan mampu membawa perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik.

Pertama, integritas. Seorang pemimpin yang memiliki integritas akan mampu bertindak jujur, dan transparan, serta konsisten dengan prinsip moral. Integritas adalah keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar.

Integritas menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Integritas adalah kualitas, sifat, atau keadaan yang menunjukkan suatu kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan untuk memancarkan wibawa dan kejujuran. Integritas adalah bertindak dengan cara konsisten dengan apa yang dikatakan.

Integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku. Karenanya, tanpa integritas, kepercayaan sulit didapatkan, dan ini akan mempengaruhi semua aspek lain dari kepemimpinan.

Kedua, akseptabilitas. Integritas menjadi fondasi utama mencapai akseptabilitas. Jika seseorang dipercaya dan dihormati, maka ia akan mudah diterima oleh masyarakatnya. Karena itu, seorang pemimpin harus mampu menselaraskan antara ucapannya dengan tindakannya.

Ketiga, profesionalitas. Pemimpin yang memiliki profesionalitas tinggi menunjukkan integritas dalam tindakan sehari-hari. Pemimpin yang profesional terampil dalam bernegosiasi, kejujuran bertransaksi, serta sikapnya yang adil kepada semua mitranya.

Keempat, transformatif. Yaitu kepemimpinan yang mengubah dan memberdayakan pengikut, menginspirasi untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kepemimpinan transformatif tidak mungkin terjadi tanpa integritas.

Dengan demikian pemimpin yang amanah dan adil adalah pemimpin yang memiliki integritas memadai, akseptabilitas, profesionalitas, dan transformatif. Pemimpin yang memiliki karakter tersebut layak dipilih karena akan mampu membawa perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik.

Dan, yang tidak kalah pentingnya selain karakter pemimpin tersebut, lihat pula orang-orang yang bersamanya (pendukungnya). Apakah pendukungnya memiliki karakter yang sama atau tidak. Apabila memiliki karakter yang sama maka yakinlah itulah yang terbaik. Buktikan!

Semoga Allah menganugerahkan kepada bangsa ini pemimpin-pemimpin daerah yang amanah dan adil sehingga mampu mengantarkan kepada kehidupan masyarakat ke arah yang lebih dan sejahtera untuk semua. Amin.[]

Imam Nur Suharno, Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat.

Artikel Terkait

Back to top button